Kelompok 14 Dari Taman Surapati

Edisi: 50/36 / Tanggal : 2008-02-10 / Halaman : 44 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Idrus F. Shahab, Wenseslaus Manggut, Budi Setyarso


MENJELANG isya, surat itu tiba di kediaman Presiden Soeharto, Jalan Cendana 10, Jakarta. Adalah ajudan presiden, Kolonel Sumardjono, yang menerimanya dari utusan Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri Ginandjar Kartasasmita.

Rabu, 20 Mei 1998, langit Jakarta kusut masai. Ratusan ribu warga dan mahasiswa menyemut di depan gedung DPR, Senayan, menuntut Soeharto turun dari kekuasaannya. Di Cendana, Soeharto punya firasat tak enak. Surat dari Ginandjar itu tak langsung dibuka, melainkan dibawanya masuk kamar. Tak lama kemudian, jenderal besar itu keluar dengan raut sekusut kertas diremas.

Pesan dari Ginandjar itu memang tidak biasa. Terdiri dari dua lembar, surat itu ditandatangani 14 menteri yang diurutkan sesuai dengan abjad: Akbar Tandjung, A.M. Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno Hadihardjono, Haryanto Dhanutirto, Justika S. Baharsjah, Kuntoro Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi, Theo L. Sambuaga, Tanri Abeng.

Isinya membuat Soeharto terkesiap. Pada alinea pertama, para menteri meminta Soeharto mundur—meski dengan bahasa yang dihaluskan. ”Kami berkesimpulan bahwa situasi ekonomi kita tidak akan mampu bertahan lebih dari satu minggu apabila tidak diambil langkah-langkah politik yang cepat dan tepat sesuai dengan aspirasi yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat, khususnya mengenai reformasi di segala bidang, seperti antara lain yang direkomendasi oleh DPR RI dengan pimpinan fraksi-fraksi pada Selasa, 19 Mei 1998,” begitu petikan surat tersebut. Sehari sebelum rapat di parlemen, pemimpin DPR meminta Soeharto mundur ”secara arif dan bijaksana”.

Keempat belas pembantu Presiden yang baru menjabat dua bulan itu juga menolak bergabung dalam kabinet baru hasil reshuffle. Saat itu, Soeharto memang berencana merombak kabinetnya dengan membentuk Kabinet Reformasi.

Menurut Probosutedjo, adik tiri Soeharto, yang saat itu berada di Cendana, sang kakak terlihat gugup setelah membaca pesan itu. Ia tak menyangka menerima…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…