Mistik, Melon, Dan Debu Sang Imam
Edisi: 51/36 / Tanggal : 2008-02-17 / Halaman : 76 / Rubrik : SEL / Penulis : Taufik, Ahmad, ,
RUMAH itu tak berdiri megah di tepi jalan raya, tapi berada di lorong sempit dekat pasar tradisional, di kota sejuta sorban, Qom. Begitu pintu besi dibuka, di bangunan dua flat itu ada ruang bawah tanah dan pekarangan selebar enam meter. Di bilik tengah, ada podium kayu yang kusam. Kasur tipis dan sandaran duduk serta sofa tempat sang Imam duduk dan tidur masih terpajang. Dapurnya terselip di ruang bawah tangga.
Begitu masuk bersama rombongan, kubayangkan Ayatullah Ruhullah Khomeini duduk bersila, mendengar pekik takbir sejumlah pengikutnya, sambil mendengarkan berita lewat radioâyang menjadi kebiasaannya seusai salat dan membaca. Di situlah, di atas meja kecil, begitu imajinasiku berlanjut, santapan kesukaannya tersaji: kentang rebus, sebutir jeruk, dan sekerat roti. Astaga, inikah âhartaâ milik figur terpenting revolusi Iran yang paling spektakuler di abad ke-20?
Tentu saja kami tercengang bercampur takjub. Penat setelah menempuh perjalanan darat berjam-jam dari Teheran seakan sirna begitu menyaksikan âdunia lain yang zuhudâ ini. Di antara rombongan, ada Abdurrahman Wahid, yang kala itu, 17 tahun silam, menjadi Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama, dan Jalaluddin Rakhmat, intelektual asal Bandung yang dikenal sebagai pengamat masalah Syiah. Ada pula Agus Abubakar, yang menulis tesis tentang filosof Mulla Sadra, plus sejumlah tokoh muda lainnya.
Momentum tak…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…