Tim Pas-pasan Untuk Bni

Edisi: 51/36 / Tanggal : 2008-02-17 / Halaman : 106 / Rubrik : EB / Penulis : Susanto, Heri, ,


PERSETUJUAN lebih dari 80 persen pemegang saham dalam rapat umum luar biasa di Hotel Shangri-La, Jakarta, memuluskan langkah Gatot Mudiantoro Suwondo ke singgasana nomor satu di Bank Negara Indonesia (BNI). Ia didapuk menggantikan Sigit Pramono yang digusur oleh pemerintah pada Rabu pekan lalu. Tak ada kejutan berarti di balik pengangkatan Gatot karena ipar Ibu Negara Ani Yudhoyono ini sudah digadang-gadang sejak jauh-jauh hari.

Kejutan justru muncul dari susunan petinggi baru BNI lainnya. Nama Felia Salim, yang terpilih sebagai orang kedua, tiba-tiba mencuat menjelang rapat umum pemegang saham. Begitu pun dengan masuknya Erry Riyana Hardjapamekas sebagai Komisaris Utama BNI. Felia adalah Ketua The Partnership for Governance Reform, yang aktif dalam penegakan good governance. Sedangkan Erry dikenal sebagai mantan pimpinan Komisi Pemberantas Korupsi.

Kejutan berikutnya adalah komposisi dewan direksi BNI. Dari 10 direktur, yang benar-benar pejabat karier BNI cuma tiga orang. Mereka adalah Achmad Baiquni (mantan Direktur Korporasi), Suwoko Singoastro (mantan Wakil Kepala Eksekutif Jaringan dan Pelayanan), serta Darwin Suzandi (General Manager Divisi Jaringan).

Tujuh orang lainnya, termasuk Gatot dan Felia, adalah bankir profesional yang diboyong dari luar, meski ada yang sempat bekerja di BNI. Seperti halnya Gatot, Doddy Virgianto, dan Khrisna R. Suprapto juga pernah berkarier di Bank Danamon. Yap Tjay Soen jebolan Citibank, Bien Subiantoro dari Bank Mandiri, sedangkan Ahdi Jumhari pejabat di Bank Indonesia.

Sebagian besar dari para anggota tim tersebut tampaknya mewakili beberapa kubu. Menurut ekonom Dradjad Wibowo, mereka bukan saja mengusung atmosfer Danamonisasi, tetapi juga BPPN-isasi. Kebanyakan dari mereka pernah bekerja untuk kepentingan BPPN. Felia pernah menjabat Deputi BPPN. Sedangkan Gatot, Khrisna, dan Yap Tjay Soen pernah ditunjuk menjadi direksi di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…