Terempas Cukai Rokok
Edisi: 51/36 / Tanggal : 2008-02-17 / Halaman : 114 / Rubrik : EB / Penulis : Nafi, Muchamad, Maksum, Dwijo, Bintariadi, Bibin
HANYA berselang dua pekan, Muhamad Geng Wahyudi harus mengulang keputusan pahit. Awal tahun tikus ini ia terpaksa memberhentikan 91 karyawan. Pabrik Rokok Ageng Jaya miliknya di Pakisaji, Malang, tak mampu lagi menggaji mereka. Dengan lidah kelu, kepada wajah-wajah memelas di depannya, ia mengucap salam perpisahan kedua. Pekerjanya kian menyusut, dari 216 hanya tersisa 88 orang.
Pemangkasan beruntun ini buntut peraturan Menteri Keuangan yang baru. Menteri Sri Mulyani menetapkan, mulai 1 Januari, tarif cukai rokok per batang (cukai spesifik) naik. Tahun lalu, pabrik yang memproduksi sigaret kretek tangan filter (SKTF) kurang dari 6 juta batang hanya dikenai pajak Rp 3 per batang ditambah 4 persen cukai progresif (advalorem). Kini cukainya menjadi Rp 35. Advaloremnya pun melejit hingga 22 persen.
Wahyudi menilai, penyamarataan cukai spesifik menjadi Rp 35 untuk setiap kelas industri merupakan hilangnya keberpihakan pemerintah terhadap pengusaha kecil. Yang membuat makin miris, jika advalorem industri kecil dinaikkan, yang besar malah makin dimanja (lihat tabel). âSaya yakin seluruh Indonesia keberatan,â kata Wahyudi.
Lonjakan itu membuat biaya produksi membengkak. Satu rim cukai berisi 60 ribu keping, yang dulu Rp 62,9 juta, kini menjadi Rp 128,9 juta. Tak ayal,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…