Di Sudut-sudut Bisnis Bola
Edisi: 44/11 / Tanggal : 1982-01-02 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :
INI bukan pesan Tahun Baru 1982, kendati datangnya dari Paus Yohannes Paulus II. "Seperti terhadap semua nilai-nilai kemanusiaan," fatwa II Papa, "nilai-nilai olahraga harus lebih dimurnikan. Kini, sering timbul kecenderungan makin menjauhnya olahraga dari cita-citanya yang agung dan mulia. Dan siapa saja yang benar-benar mencintai olahraga tidak boleh menyimpangkannya, yang akan merupakan suatu kemunduran manusia."
Petuah Paus ini secara khusus tertuju kepada 200 pengurus Persatuan Sepakbola Eropa (UEFA) yang menjadi pelaksana Kejuaraan Sepakbola Eropa 1980 di Turin, Italia. Paus merasa sangat perlu mengeluarkan peringatan, karena penyimpangan di bidang olahraga memang sedang terjadi saat itu. Dan di depan hidungnya. Kasus suap di kalangan persepakbolaan Italia sedang diproses. Suporter Inggris membuat kegaduhan ketika berlangsung pertandingan Inggris-Italia, yang mengakibatkan Persatuan Sepakbola Inggris didenda US$ 10.400 oleh UEFA. Sementara itu, pertandingan-pertandingan memperebutkan Piala Eropa itu berlangsung kasar dan kotor.
Bagaimana bisa? Apa tidak ada wasit? "Perwasitan gemetaran di hadapan tukang-tukang kapak itu," kata Rob Hughes yang menulis dalam International Herald Tribune. Wasit tidak berani mengeluarkan tukang-tukang kapak ini -- padahal korban sudah banyak bergeletakan.
Mengapa penyimpangan-penyimpangan begini bisa terjadi, jawabannya bisa dicari pada dua hal: uang dan politik. Gerakan olahraga sekarang sudah tidak mungkin lagi seperti di zaman Romawi. Kini, seperti ingin drcanangkan kembali oleh Presiden Marcos ketika membuka SEA Games yang lalu, orang tidak mau lagi menyarungkan kelewangnya begitu pesta olahraga dimulai. Lihat, sementara atlet-atletnya mengejar medali di Olympiade Moskow, Uni Soviet menguber-uber rakyat Afghanistan. Masih ingat pembantaian para atlet Israel di Olympiade Munich?
Tapi mengejar-ngejar uang sudah menjadi penyakit umum atlet masa kini. Setidak-tidaknya olahragawan profesional--atau yang merasa dirinya harus menghasilkan duit dari kelihaiannya dalam sport. Maka timbullah ka sus suap. Atau menjual diri dalam pengertian paling harfiah.
Di bidang sepakbola profesional, jual-beli pemain berlangsung terangterangan--sudah tahu?--seperti jualbeli kambing di Pasar Tanah Abang dahulu. Menjelang Piala Dunia 1982 di Spanyol, pasaran pemain bola misalnya meningkat. Ini dapat dibaca di koran-koran dan majalah-majalah olahraga. Pasaran tinggi sempat mem bikin bekas maha bintang Piala Dunia Johan Cryuff kebingungan--apakah bergabung dengan klub Divisi I Spanyol Barcelona, atau dengan San Diego dari Amerika Utara. (Di Spanyol ia meninggalkan utang pajak US$450 ribu, menurut AFP yang dikutip Antora).
PANGERAN Franz Beckenbauer pernah juga kejangkitan penyakit bingung ketika harus memilih apakah tetap 'berkuli' di Cosmos atau pulang membela bangsa di gelanggang Piala Dunia 1982. Di New York memang ia keenakan. Di Cosmos, menurut South China Morning Post, ia dikontrak HK$ 14 juta. Belum lagi setengah juta dollar Amerika per tahun dari sebuah cabang perusahaan minyak Inggris di Jerman, yang memakai namanya untuk publisitas. Lalu seperempat juta dollar Amerika dari Adidas dan 175 ribu dollar Amerika dari perusahaan mobil Lancia.
Bingungnya superstar bola Jerman Barat ini bukan hanya soal jumlah uang jika ia tetap di Cosmos--yang berjanji akan memakainya sampai kapan pun. Di New York ia bisa jalanjalan santai, nonton film, drama, konser, tanpa seorang pun mengusik. Di Jerman, tanah airnya? Dari anak-anak sampai nenek-nenek memburunya, barangkali sampai ke kamar kecil kalau tidak dikunci. Rahasia dapur dan rahasia kamar tidurnya pun dimuat orang di koran--sering di halaman depan. Di Jerman tiada lagi 'urusan pribadi' bagi sangkaiser usia 36 tahun itu.
Tidak hanya Beckenbauer yang sebenarnya ingin membela bangsa. Juga Kevin Keegan, yang ternyata tidak tergoda jutaan dollar dari Spanyol dan Italia asal bisa membela Inggris di arena Piala Dunia 1982 di Spanyol. Keputusan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…