Rontok Akibat Kasus Suap

Edisi: 52/36 / Tanggal : 2008-02-24 / Halaman : 132 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Parera, Philipus , Hidayat, Bagja , Eko Nopiansyah,


Ada yang tak biasa Selasa siang pekan lalu. Ratusan karyawan memadati lobi dan lantai dua Menara Sjafruddin Prawiranegara, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat. Puluhan wartawan media cetak dan elektronik diundang. Gemuruh tepuk tangan menyambut Gubernur BI Burhanuddin Abdullah yang datang bersama semua deputi gubernur.

Keheningan menyergap ketika Burhanuddin mulai berbicara. Suaranya parau, raut mukanya masam, dan senyumnya tertahan. Pidatonya tak lama, hanya enam menit. Pesannya juga cuma delapan poin. Tapi isi pernyataan yang disusun Dewan Gubernur BI itu cukup tajam menohok sejumlah kalangan.

Ia meminta hukum ditegakkan secara adil dalam kasus suap lembaga itu ke Dewan Perwakilan Rakyat. Bank Indonesia juga mendesak agar proses pemilihan gubernur dilakukan secara fair, bersih, obyektif, dan bertanggung jawab. ”Kami tak rela BI dipermainkan untuk kepentingan tertentu,” ujarnya.

Burhanuddin memang berada di tubir jurang. Pada 28 Januari lalu, bersama Direktur Hukum BI Oey Hoey Tiong dan bekas Kepala Biro Gubernur BI Rusli Simanjuntak, pria kelahiran Garut 61 tahun silam itu ditetapkan menjadi tersangka kasus suap BI ke DPR. Pekan ini, Komisi Pemberantasan Korupsi akan memeriksa Burhanuddin.

Bukan hanya tiga orang itu yang diduga terlibat. Gara-gara kasus ini, Jumat pekan lalu, 16 mantan petinggi Bank…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…