Kembalikan Warisan Moyang Kami
Edisi: 50/11 / Tanggal : 1982-02-13 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :
ALI Bhutto, presiden Pakistan yang dihukum bunuh itu, pernah melakukan tindakan yang sepintas lalu unik. Yakni meminta kembali intan : Koh-i-Noor, yang kini jadi per mata utama mahkota Ratu Inggris. Tapi itu hanya satu contoh tuntutan serupa dari banyak negeri berkembang, yang makin gencar menuntut warisan budaya mereka kepada negeri-negeri bekas penjajah. Majalah South edisi Januari kemarin memuat berbagai kasus dan perbincangan hukum mengenai masalah ini.
Asantahene dari Ghana misalnya. Ia juga menggugat Inggris--untuk benda-benda kebesaran Asante yang telah diboyongnya dahulu. Benda-benda itu menurut keyakinan rakyat Ghana sungguh keramat, mengandung "jiwa bangsa". Terhadap permintaan itu, seorang anggota Majelis Tinggi Inggris bertanya: "Tidakkah mungkin Tuan-tuan membiarkan barang-barang itu tapi mengembalikan 'jiwa penghuninya'?" Pertanyaan yang khas. Dr. de Silva, direktur museum-museum Sri Langka, dalam pada itu menunjukkan daftar benda milik negerinya yang kini menghuni banyak museum luar negeri. Sebagian, yakni semua yang ada di Inggris, sudah dimintanya kembali. Namu permintaan itu hampir pasti akan ditolak hingga de Silva memusatkan usahanya hanya pada satu benda yang punya nilai khusus bagi Sri Lanka. Yakni sebuah Patung perunggu. Tara, patungabad X yang unik itu, kini ada di British Museum, London. Motif permintaan ketiga negeri itu mungkin berbeda. Namun ketiganya mewakili suara tunggal Dunia Ketiga yang makin lama makin menyadari kehilangan mereka dan majalah itu kini tercantum dalam agenda Unesco, terkoordinasi di bawah sebuah komite khusus. Komite yang bernama panjang ini, The Intergovernmental Committee for Promoting the Return of Cultural Property to its Countries of Origin or its Restitution in Case of Illicit A ppropriation (Panitia Antar-negara untuk Menggalakkan Pengembalian Milik Budaya ke Negara Asal, dan seterusnya), membuktikan kesepakatan antara para anggotanya di satu pihak dan hasrat Unesco di pihak lain untuk meredakan suasana. Paling tidak untuk menyalurkan tuduhan dan lengkingan ke dalam bahasa diplomasi yang "lebih bersahabat."
Hasil panitia pada tahun pertama tercapai di bidang propaganda umum. Masyarakat Barat kini, untuk pertama kalinya, jadi sadar akan kerugian budaya besar-besaran yang diderita negeri bekas jaiahan mereka. Pengertian mereka akan pantasnya tuntutan itu jadi semakin baik.
Semula tanggapan atas permintaan Dunia Ketiga memang tidak menggembirakan. Karena takut milik mereka akan ludas-tandas, para penjaga barang berharga di Eropa dan Amerika itu bersikap menantang. Ibarat raksasa penjaga bulu domba emas, mereka malah melingkarkan ekor melindungi harta karun yang tersimpan dalam museum-museum mereka.
Karenanya, dengan tujuan meredakan kecemasan tersebut, Direktur Jenderal Unesco, Amadou M'Bow, menghimbau agar museum dan lembaga sejenis di Barat "berbaik hati membagi benda simpanannya dengan negara-negara yang menciptakannya, yang terkadang tak lagi memiliki satu contoh sekalipun . . . Paling sedikit memberikan sebuah benda dan mengembalikannya ke negara aslinya."
Bahkan pada sebuah simposium tentang 'Warisan yang Hilang' di London, permulaan tahun ini, M. Salah Stetie, ketua panitia antar-pemerintah itu, dengan lebih terperinci merumuskan jenis benda yang menjadi pokok asuhan panitianya. "Tentu saja kami tidak mengatakan semua benda budaya harus dikembalikan. Itu tidak realistis. Kami hanya bicara soal benda-benda yang punya arti asasi bagi tradisi suatu negara Hanya beberapa antara beribu-ribu benda di museum Dunia Barat."
Sebagai contoh, disebutnya tiga kitab Quran tertua yang kini semuanya berada di negara bukan-Islam. Juga karya unggul seni Benin, yang tak sebuah pun tinggal di Benin sendiri. Para penuntut, ketua itu menandaskan, sebenarnya bukan bermaksud mempersulit negara yang kini menyimpannya. Pun bukan semata tercekam kedongkolan masa lampau. Katanya, bagai berkhutbah, "Negara-negara…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…