Ari Soemarno: Memangnya Gue Ngemplang!
Edisi: 01/37 / Tanggal : 2008-03-02 / Halaman : 44 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,
Kabar tentang perombakan direksi yang banyak dilansir media massa hanya membuatnya terkekeh. Tiga dasawarsa bekerja di lingkungan PT Pertamina membuat Ari Hernanto Soemarno, 60 tahun, paham betul lekuk-liku konflik di tubuh perusahaan minyak pelat merah itu. Ia juga menyadari posisi direksi tak ubahnya kursi panas yang diperebutkan berbagai kepentingan.
Boleh jadi, itu sebabnya Direktur Utama Pertamina ini tenang saja kendati sinyal perombakan sudah dilontarkan Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil, dua pekan lalu. Menteri Sofyan bahkan memastikan, nama-nama direktur baru sedang digodok tim penilai akhir yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, akhir Februari ini.
Kursi Ari Soemarno termasuk yang digoyang. Tak terpenuhinya target produksi dan rekomendasi rapat umum pemegang saham Pertamina, yang meminta komisaris menelisik seluk-beluk impor minyak yang selama ini dilakukan Pertamina, jadi musababnya. Ada pula impor HOMC (high octane mogas component alias bahan baku bensin bebas timbel) yang membengkak 800 persen dari rencana kerja semula.
Menggantikan Widya Purnama sejak Maret 2006, Ari Soemarno dianggap orang kepercayaan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro. Ia menjadi buldoser yang memuluskan jalan ExxonMobil menjadi operator ladang minyak dan gas di Blok Cepu, Jawa Tengah, dan membereskan urusan Karaha Bodas Company. Hanya dalam tempo sepekan, bekas Direktur Utama Petral, anak perusahaan Pertamina yang berkantor di Singapura dan Hong Kong, tersebut merampungkan dua urusan penting itu.
Memulai pekerjaan sebagai teknisi pengolahan di kilang LNG Badak, Bontang, Kalimantan Timur, karier Ari di Pertamina sesungguhnya berjalan lambat. Ia butuh waktu 16 tahun di Bontang sebelum mendapat promosi. Karier putra sulung mantan Gubernur BI Soemarno ini mulai kinclong setelah 2001. Ia didapuk menjadi staf khusus Direktur Hilir Pertamina. Dua tahun kemudian ia diangkat menjadi Presiden Direktur Petral, dan pada 2004 menjadi Direktur Pemasaran Pertamina, hingga meroket ke posisinya sekarang. âKomitmen saya sejak diangkat adalah membawa perubahan dan transformasi bagi Pertamina. Lebih transparan dan bersih,â ujarnya.
Di tengah kesibukannya, Selasa pekan lalu, Ari berkunjung ke kantor Tempo untuk menjelaskan berbagai isu yang berkembang tentang Pertamina dan dirinya. Kendati serius, pertemuan dengan awak redaksi itu sesekali diwarnai gelak tawa. Berikut petikannya.
Mengapa Pertamina mengimpor HOMC 800 persen lebih besar dari rencana semula?
Semata karena perhitungan agar lebih ekonomis dan efisien saja. Lebih…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…