Terjungkal Karena Dolar

Edisi: 03/37 / Tanggal : 2008-03-16 / Halaman : 110 / Rubrik : LAPUT / Penulis : L.R. Baskoro , ,


Pagi itu, sejumlah ”orang asing” tiba-tiba muncul di sekitar rumah Sjamsul Nursalim. Ada yang mengecat pot di tepi jalan, duduk di pos ronda, atau mengobrol di warung. Operasi intelijen KPK itu nyaris bocor. Ada warga yang tahu, tapi ”waktu itu kami menduga, mungkin ada penggerebekan narkoba.”

WAJAH Urip Tri Gunawan terlihat letoi dan lusuh. Matanya merah. Turun dari lantai delapan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), digiring sejumlah anggota Brigade Mobil, bekas Ketua Tim Penyelidik Kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia itu berjalan gontai.

Baju dan celana hitam yang dipakainya kusut-masai. Pertanyaan puluhan wartawan yang berdesakan mengerubutinya tak terjawab sama sekali. Hingga masuk ke dalam mobil tahanan KPK yang membawanya ke penjara Brimob di kawasan Kepala Dua, Depok, Urip terus mengunci mulut.

Kamis pekan lalu, untuk keempat kalinya pria 42 tahun itu diperiksa. Pemeriksaan pertama, Ahad sebelumnya, dilakukan beberapa jam setelah ia dibekuk di Jalan Terusan Hang Lekir II, Jakarta Selatan, setelah keluar dari rumah Sjamsul Nursalim itu.

Penangkapan ini makin jadi asyik karena dua hal. Pertama, baru dua hari sebelumnya kejaksaan menyatakan menghentikan penyelidikan kasus dana BLBI Sjamsul Nursalim dan Anthoni Salim. Kedua, aparat KPK menemukan segepok uang di mobil Urip. Malam itu juga dia ditetapkan sebagai tersangka.

Kepada para petugas yang menangkapnya, Urip berkeras menyatakan uang miliaran rupiah itu hasil bisnis permatanya. ”Ketika pertama kali melihat saya, belum saya tanya apa-apa dia langsung bilang ’Saya ini jualan permata, Pak’,” kata Antasari Azhar, Ketua KPK.

Dalih permata ini pula yang dipertahankan sang jaksa mati-matian ketika ia diperiksa selama enam jam, Kamis pekan lalu itu. Diberondong berpuluh pertanyaan sejumlah jaksa dari Kejaksaan Agung dan penyidik KPK, Urip teguh bertahan. Uang yang ditemukan di mobilnya itu, katanya, tak ada hubungannya dengan kasus BLBI yang dipegangnya. ”Biar saja dia ngomong begitu,” kata Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…