Zatapi Dengan Sejumlah Tapi

Edisi: 05/37 / Tanggal : 2008-03-30 / Halaman : 57 / Rubrik : INVT / Penulis : , ,



ZATAPI sedang naik daun. Produk minyak mentah impor milik Gold Manor itu kini membuat Direksi Pertamina digempur. Selain dari dewan komisaris, sorotan datang dari Kejaksaan Agung dan DPR, yang mencium sejumlah kejanggalan di balik impor Zatapi.

Setumpuk dokumen mengindikasikan sederet prosedur tender impor dilanggar. Penelusuran lapangan Tempo dari Cilacap hingga Singapura mengurai mata rantai para ?saudagar? minyak di balik perusahaan berbasis di British Virgin Islands itu. Impor ?emas hitam? masih menjadi ladang ranum perburuan fulus.

TAK ada tanda-tanda kehadiran tanker Four Springs di dermaga. Padahal kapal minyak berbendera Italia itu dikabarkan sudah merapat di Cilacap, Jawa Tengah, sehari sebelumnya, 12 Februari lalu. Ketika ditanyai, dua petugas keamanan Pertamina Tongkang Cilacap tak memberikan secuil pun informasi, malah meminta Tempo meninggalkan kartu tanda penduduk.

Upaya ?penyelidikan? kecil ini mulai membuahkan hasil ketika dari mulut seorang karyawan terlontar sepenggal info penting: kapal itu buang jangkar di dermaga laut dekat Nusakambangan, karena ukurannya besar.

Tempo lalu menyambanginya dengan perahu cadik bermotor. Di sana terlihat kapal tanker merah muda. Kapal itu sedang asyik memuntahkan minyak yang dikandungnya ke kilang Pertamina lewat pipa bawah laut.

Itulah tanker pengangkut 95,4 juta liter minyak mentah Zatapi, yang kini ramai diributkan orang. Pertamina membeli minyak itu Desember lalu dari Gold Manor, trader di Singapura, dengan harga sekitar setengah triliun rupiah.

Melihat belanja harian Pertamina sekitar Rp 1 triliun sehari?setengahnya untuk impor crude?ini sebetulnya ?uang receh?. Tapi, yang jadi biang keributan, ada dugaan bahwa di balik pengadaan minyak impor itu terselip sejumlah ?agenda gelap? yang melibatkan para trader minyak dan orang dalam Pertamina.

l l l

BERONDONGAN pertanyaan galak datang dari Alvin Lie dalam rapat dengar pendapat Komisi VII DPR dengan Menteri Energi Purnomo Yusgiantoro dan Direksi Pertamina, pertengahan Februari lalu. Salah satu yang disorot anggota Komisi Energi dari Fraksi Partai Amanat Nasional ini adalah impor Zatapi, yang beberapa hari sebelumnya baru dibongkar di Cilacap.

Zatapi merupakan ?spesies? baru di jagat perdagangan minyak mentah dunia. Sejak diumumkan sebagai pemenang tender pengadaan minyak mentah yang digelar Pertamina pertengahan Desember tahun lalu, produk ini bikin geger kalangan pemain minyak dunia.

Selain merek dagangnya belum dikenal di kalangan perdagangan minyak dunia, tak pernah ada penjelasan transparan dari Pertamina tentang isi ramuan baru minyak mentah karya Gold Manor ini. Orang kemudian meragukan mutunya. Bahkan sempat beredar spekulasi, kualitasnya yang rendah bakal merontokkan kilang Cilacap, kilang terbesar Pertamina dengan kapasitas 348 ribu barel per hari.

Alvin menghujani Direksi Pertamina dengan serentetan pertanyaan. ?Ini produk baru, tapi banyak prosedur pengadaan yang dilanggar,? katanya. Prosedur itu adalah harus ada uji laboratorium terlebih dulu untuk melihat apakah Zatapi cocok dengan kilang Cilacap. ?Ini belum jelas benar, tahu-tahu produknya sudah masuk satu tanker,? ujarnya.

Soal harga pembelian juga dipertanyakan. Keraguan Alvin makin menjadi-jadi setelah ia mendapat informasi terbaru bahwa adonan Zatapi bukan campuran minyak Dar Blend (Sudan) dan kondensat Terengganu (Malaysia), seperti banyak dibicarakan kalangan trader minyak, melainkan hasil campuran Dar Blend dengan NWSC dan Stybarrow dari Australia.

?Ini kan semakin aneh,? kata Alvin. ?Kenapa Zatapi yang di-blend dan diberangkatkan dari Malaysia harus mendatangkan minyak jauh-jauh dari Australia.? Hingga kini, belum secuil pun jawaban resmi diberikan Direksi Pertamina ke anggota Dewan. ?Kalau tak ada jawaban juga, akan tetap saya pertanyakan,? kata Alvin mengancam.

Keriuhan ini rupanya juga mengusik Dewan Komisaris Pertamina. Jajaran komisaris yang kini diketuai mantan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto itu bahkan sudah mempersoalkannya sejak pertengahan Januari lalu. Lihatlah surat yang dikirimkan Dewan Komisaris ke Direktur Utama Pertamina tertanggal 22 Januari 2007.

Dalam surat itu, Dewan Komisaris mempertanyakan sejumlah hal. Salah satunya soal ketidakjelasan certificate of origin alias dokumen asal barang Zatapi. Dokumen ini diperlukan untuk mengetahui persis dari mana minyak mentah itu berasal. ?Kalau Zatapi hasil pencampuran, kan, harus jelas asal-usul minyak mentah itu,? ujar seorang petinggi Pertamina.

Dokumen crude oil assay juga diragukan keberadaannya. Padahal dokumen hasil analisis laboratorium ini penting untuk…

Keywords: Riza ChalidZatapiPertaminaPetral
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13

Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…

T
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03

Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…

H
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13

Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.