Sudomo: Kalau Benar Tentara, Harus Berani Datang
Edisi: 05/37 / Tanggal : 2008-03-30 / Halaman : 118 / Rubrik : WAW / Penulis : Agustina, Widiarsi, Prasetyo, Dimas,
Lama menghilang dari mata publik, pria tambun berambut perak itu tiba-tiba muncul di kantor Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Jalan Latuharhary, Jakarta Pusat, akhir Februari lalu. Kehadirannya mengundang perhatian banyak orang. Maklumlah, lelaki sepuh itu pernah menjadi pejabat keamanan di era Orde Baru.
Di waktu Soeharto berkuasa, Laksamana TNI (Purnawirawan) Sudomo pernah menjabat Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib)âsebuah lembaga super yang menjadi mesin keamanan pemerintah. Saat itu sosoknya sering muncul di layar televisi. Ia tampil dengan wajah garang saat menutup tujuh koran nasional pada masa krisis politik 1978. Tapi Sudomo juga bisa jenaka terutama jika menertawakan kisah cintanya yang selalu kandas.
Kehadirannya di Komisi Nasional HAM beberapa waktu lalu adalah untuk menjadi saksi penyelidikan Peristiwa Talangsari. Peristiwa itu diawali serbuan serdadu dari Komando Resor Militer Garuda Hitam 043 Lampung terhadap sebuah kelompok pengajian di Way Jepara, Talangsari, Lampung.
Mereka dituduh sebagai kaum yang ingin mendirikan negara Islam dan anti-Pancasila. Mereka juga dituding sebagai pengikut aliran Islam yang sesat. Akibat serangan tersebut, korban berjatuhan, termasuk wanita dan anak-anak. Saat ituâFebruari 1989âSudomo menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan.
Kepada Widiarsi Agustina dan F.X. Dimas Prasetyo dari Tempo yang menemuinya di rumahnya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, awal Maret lalu, Sudomo menyampaikan perihal peristiwa itu versinya dan beberapa kasus kekerasan lain di masa Orde Baru. Berikut ini nukilannya.
Apa yang membuat Anda memenuhi panggilan Komnas HAM?
Karena dalam surat disebutkan: jika tidak memenuhi panggilan Komnas HAM, yang dipanggil bisa dituntut. Selain itu, saya merasa berkewajiban menjelaskan duduk permasalahan Peristiwa Talangsari walau sudah 19 tahun berlalu.
Apa yang Anda sampaikan ke Komnas HAM?
Saya tak bisa bicara detail kepada Anda. Saya berada di bawah sumpah. Semua keterangan saya di Komnas HAM diproses dalam berita acara pemeriksaan. Tapi, intinya, saya menjelaskan semua yang saya ketahui tentang peristiwa itu. Sayangnya, ada yang memahami sikap saya ke Komnas HAM itu sebagai kekeliruan.
Maksudnya?
Penjelasan saya ke Komnas HAM itu dianggap menjorokkan Hendropriyono, Komandan Korem Garuda Hitam waktu itu, supaya diadili. Padahal bukan begitu. Yang saya jelaskan adalah posisi saya saat peristiwa tersebut terjadi. Talangsari terjadi pada Februari 1989, waktu itu saya Menko Polkam, bukan Pangkopkamtib. Secara lembaga, Kopkamtib sudah bubar pada 1988 dan diganti dengan Bantuan Pemantapan Stabilitas Nasional (Bakorstanas), yang pemimpinnya adalah Panglima ABRI.
Bagaimana rantai komando saat itu?
Rantai tanggung jawab pelaksanaan keamanan dan ketertiban juga berbeda. Sebagai Menko Polkam,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…