Playboy Yang Berubah
Edisi: 06/37 / Tanggal : 2008-04-06 / Halaman : 78 / Rubrik : OR / Penulis : Budiman, Irfan, ,
LIMA tiket saja, oke,â ujar Bob Arum, setengah berteriak. Hatinya jengkel menghadapi ulah lima orang itu. Tapi promotor ini tidak bisa berbuat banyak. Menolak permintaan mereka yang ingin menonton pertandingan di sisi ring rasanya tak mungkin.
Mereka orang penting di Filipina, negeri asal Manny Pacquiaoâpetinju yang menjadi tambang uang Bob Arum. Sebenarnya bisa saja permintaan itu ditolak. Tapi akibatnya bisa panjang: Pacquiao tersinggung. Ujung-ujungnya, mungkin saja Pacquiao pergi darinya. Itu sama saja dia melepas sumber fulus.
Menjelang pertandingan Pacquiao melawan Juan Manuel Marquez, pertengahan Maret silam, Filipina menjadi sibuk sekali. Rakyat di sana mendoakan agar Pacquiao menundukkan petinju Meksiko itu. Bagi mereka, Pacquiao adalah pahlawan. Martabat negeri salah satunya ditentukan melalui kepalan di ring.
Politikus pun tak kalah sibuk. Bedanya, mereka tak hanya mengirim doa, tapi juga mencuri-curi kesempatan bisa terbang ke Las Vegas, Amerika Serikat. Alasan mereka: memberikan dukungan langsung. âPolitikus tidaklah bego. Berfoto dengan Pacquiao akan meningkatkan image mereka,â kata Arum.
Filipina punya segudang petinju hebat. Sebut saja Gerry Penalosa, Florante Condes, Donnie Nietes, dan Nonito Donaire. Mereka juara dunia. Namun Pacquiao lebih hebat. Dia meraih tiga gelar berbeda: kelas ringan, bulu, dan superbulu, dalam rentang kariernya.
Pacquiao juga melahap semua…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…