Baret Hijau ...libya Sampai Vietnam
Edisi: 28/12 / Tanggal : 1982-09-11 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :
PANGGILAN pertama datang pada suatu petang yang lembab bulan Juli 1977. Luke Thompson, sersan kepala Pasukan Khusus Amerika, sedang berada di rumahnya di Fayetteville, New York City. Penelepon memperkenalkan dirinya sebagai Pat Loomis dari Washington. Tanpa berpanjang kata, Loomis langsung saja bertanya apakah Thompson berminat merekrut sebuah pasukan dari para bekas pasukan Baret Hijau (Green Berets) ? "Untuk sesuatu tugas di luar negeri, dan imbalannya setimpal," kata Loomis saat itu. Tak ada penjelasan lain darinya.
Thompson menerima saja tawaran itu. "Tak mengetahui bahwa ia sedang dilibatkan dalam salah satu operasi yang paling aneh dan mencekam dalam sejarah spionase internasional," tulis Philip Taubman dalam The New York Times Magazine.
Begitu percakapan dengan Loomis berakhir, Thompson baru merasa khawatir: jangan-jangan tawaran itu adalah perangkap dari dinas intelijens asing yang bermusuhan dengan AS. Ia lalu menelepon perwira intelijens militer di Fort Bragg, Fayetteville, Markas Besar Pasukan Khusus AS, untuk melaporkan tawaran itu dan meminta petunjuk mereka. Lalu dua perwira mendatanginya di rumah, dan menurut Thompson sendiri, mereka bertiga mendiskusikannya sepanjang malam.
Hari berikutnya Loomis menelepon kembali. Ia ingin bertemu dengan Thompson esoknya di Fayetteville -- dan keduanya sepakat bertemu di Sheraton Motor Inn. Pada pertemuan hari itu, menurut Thompson, ia diberitahu oleh para perwira intel bahwa mereka sudah mengecek tawaran itu "sampai ke puncak" dan ternyata memang "legal dan benar". Mereka berkata pada Thompson, "Anda dapat melaksanakannya sekehendak anda."
Pada kesempatan berikutnya, di Sheraton, yang menyebut dirinya Loomis memperkenalkan diri sebagai agen rahasia CIA. Tidak sampai tiga pekan kemudian, Thompson -- yang kepergiannya direstui komandannya -- bersama tiga bekas anggota Baret Hijau yang telah direkrutnya, telah berada di Libya. Tugas mereka: melatih para teroris. Astaga!
Lima tahun telah berlalu. Namun "operasi Libya tetap merupakan misteri, kontroversi dan sasaran pengusutan," komentar Taubman, koresponden NYT untuk Washington itu. Otak missi ini adalah Edwin P. Wilson dan E. Terpil, menurut wartawan yang sama. Keduanya bekas intel AS yang pernah didakwa oleh Juri Agung Federal bertanggung jawab dalam pengiriman secara tidak sah bahan-bahan peledak ke Libya -- untuk dipakai dalam latihan para teroris negeri itu.
Wilson belakangan terjaring dalam perangkap yang dipasang secara internasional oleh Departemen Kehakiman AS. Perkaranya hingga sekarang masih belum diputus oleh Pengadilan Negeri Washington -- dengan jaminan US$20 juta. Terpil -- lebih parah lagi -- menjadi buronan, terakhir dikabarkan menetap di Beirut. "Sesaat sebelum pertemuannya dengan Thompson, Pat Loomis oleh CIA dibebaskan dari tugas, membantu Wilson," menurut Taubman. Tapi karena prosedur administrasi, Loomis masih tetap terdaftar dalam daftar gaji CIA ketika ia mengadakan kontak dengan Thompson.
CIA dalam pada itu berulang kali mengakui bertanggung jawab atau mendukung operasi. Namun beberapa sumber menduga, para perwira senior yang akrab dengan Wilsonlah yang memberikan persetujuan terhadap rencana operasi Libya itu. "Barangkali dengan harapan dapat menimba informasi intelijens berharga tentang terorisme Libya," wartawan masalah-masalah intel itu menduga. Juga ada kemungkinan -- seperti yang sedang dilacak terus oleh para jaksa Federal bahwa para pejabat senior CIA yang sama secara diam-diam menjadi "teman seperkongsian Wilson." Para pengusut Federal di Washington, Houston, Denver dan di beberapa kota AS lainnya masih terus meneliti berbagai aspek dari kasus itu -- dan sejumlah tuduhan baru.
DARI begitu banyak teka-teki yang muncul dari berbagai kejadian itu, salah satu di antaranya yang paling musykil untuk disingkapkan adalah: Mengapa kelompok yang berasal dari pasukan Baret Hijau -- orang-orang yang dilatih sebagai pasukan komando elite AS dan menganggap dirinya patriot sejati --menerima tawaran melatih teroris musuh pemerintah dan negaranya sendiri?
Yang bersangkutan sendiri mengakui bahwa "alasan-alasannya tak sukar untuk dipahami". Bayarannya bagus (katanya dijanjikan bayaran US$ 6.500 atau sekitar Rp 4,5 juta per bulan). Aksi-aksi yang dijalankan cukup merangsang naluri pasukan profesional. Mereka juga mengklaim, mereka direkrut secara resmi untuk menjalankan tugas infiltrasi ke dalam tubuh aparat intel Libya.
Namun ada sesuatu yang menimbulkan tanda tanya: dari latihan-latihan yang mereka terima dan dari tugas-tugas yang telah mereka laksanakan sebelumnya, apakah mengena di hati nurani untuk kemudian menjalankan misi yang tak jelas itu? Apakah memang sudah lumrah bagi mereka menerima "tugas laknat" -- dari oknum-oknum pejabat yang dapat dicurigai iktikadnya, nota bene untuk membantu diktator yang anti-Amerika itu?
Lebih jauh Taubman juga mencurigai cara kerja organisasi intel Amerika itu. "Khususnya hubungan antara CIA dan Baret Hijau, hingga para spion itu mau menjalankan operasi tanpa suatu wewenang yang jelas."
Sejak pertengahan 1970-an, anak negeri Paman Reagan telah mengetahui bahwa pemerintahnya menjalankan serangkaian operasi tak terungkapkan, termasuk pembunuhan-pembunuhan, di banyak negeri. Tapi mereka tak tahu sedikit pun tentang para pelakunya, apa yang dilakukan dan dampak apa yang telah didapat. Sebagian besar tugas sangat dirahasiakan dan para pelakunya dilarang mendiskusikan, apalagi mempergunjingkannya.
"Luke Thompson, kini pensiun dan sakit hati, memutuskan membuka mulut," tulis Taubman. Dan inilah kisah pengalamannya. Sebuah cerita yang membuka pintu dunia dan menyingkap banyak hal dari belantara spionase internasional.
Tidak semua pembeberan Thompson dapat dicocokkan dengan sumber informasi lain, menurut koresponden NYT itu. Pemerintah ternyata menolak memperbincangkan beberapa misi yang ia kemukakan. Hingga pendapat, pikiran dan emosi yang disampaikannya, sepenuhnya miliknya sendiri. Namun, "sebagian besar dari unsur ceritanya, termasuk peristiwa yang menimpa sebagian besar unit Baret Hijau, diakui oleh yang lainnya -- dan masuk dalam file pemerintah," kata Taubman. Sumber-sumber informasi itu -- termasuk pejabat dan bekas pejabat Hankam serta bekas perwira intel, dan dokumen pemerintah, yang diterbitkan maupun tidak --semuanya mengukuhkan kebenaran fakta yang dikemukakan Thompson.
TAHUN-tahun…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…