Raja Amerika Yang Lain: Valentino...
Edisi: 41/12 / Tanggal : 1982-12-11 / Halaman : 39 / Rubrik : SEL / Penulis :
INI dilukis oleh Michelangelo yang menitis ;" kata Liberace. Pianis tersohor ini berkomentar tentang lukisan dinding yang mirip punya Kapel Sistine di Vatikan itu. Adanya di kamar utama rumah besar milik Liberace, yang disebutnya Versailles House. Di sebelah, ada ruangan lebar yang juga serba pualam Di sini mural-nya malah lebih aneh. Di langit-langit beterbangan sekelompok putri, bidadari-bidadari kecil bersayap, dan makhluk surga lainnya. Mereka menari-nari di atas piano. Lalu sepasang angsa emas, gamang terapung-apung. Dan di bawah Liberace menatap bangga, tak bosan-bosan.
Suasana kesurga-surgaan itu (surga model Katolik) konon memang cocok untuk seniman berusia 63 tahun itu. Setidak-tidaknya demikianlah menurut Michael Segell dalam majalah Rolling Stone. Pianis itu sendiri "nyaris patung suci bagi jutaan pemuja yang tergila-gila." Dan ini telah memberikan kepada putra imigran itu lebih banyak kemakmuran yang seakan-akan belum pernah diraih tukang hibur lain.
Wladziu Valentino Liberace benar-benar menyerupai dewa, konon. Dan meraih sukses segudang. Ia telah menyebarkan sejenis syiar dalam hal sentimentalitas, kegemerlapan dan kebanggaan diri. Dan diujungnya: duit. Sejak 1950, ia meraih tidak kurang US$ 1 juta setahun dan memakukan gaya hidupnya yang hanya dapat dilukiskan sebagai campuran antara keanggunan dan penghamburan. Yang ingin dicapainya memang kekayaan dan sanjungan. J ika tidak, "saya tidak ingin lagi berada dalam bisnis pertunjukan," ujarnya sendiri.
Itulah Liberace, ÂÅsi dukunÂÅ. Yang mampu membuat si tua-bangka-encokan bangkit berdansa dengannya. Lagu-lagu cintanya yang sendu merayu-rayu, merambat-rambat dengan amoroso, konon mampu menyentakkan si tuli. Sementara yang buta, dengan mata batinnya," akan menangkap tehnik panggungnya yang tak tertiru: tangan yang berputar-putar di sekitar kepalanya, jedah yang mendadak, untuk kemudian--secara dramatis--mendaki ke alam khayalan.
DI masa mudanya, seniman berbakat ini menyertai berbagai acara kebaktian. Pada 1950-an, saat televisi banyak digunakan sebagai sarana dakwah, beberapa kota menyajikan The Liberace Show sepuluh kali dalam seminggu. Syiar yang disampaikan: cintailah keluargamu, berilah amal kepada yang kurang beruntung. Pada gilirannya, acara itu sering menampilkan ibu Liberace, Frances, dan saudaranya, George. Settingnya senantiasa yang membangkitkan rasa haru: di tempat tidur, misalnya, terbaring seorang wanita dengan paru-paru buatan.
Terbukti acara semacam itu konon mampu mendorong ibu-ibu membangunkan suaminya masing-masing hanya sekedar untuk menyaksikan seorang tukang hibur muda tampil di layar TV: dalam balutan jas bulu putih yang mewah, sedang menyanyikan Ave Maria. Di latar belakang: seorang nona sedang berlutut dengan mulut komat-kamit.
Ada sebuah "tempat suci" di Cloisters, LiberoceÂÅs Palm Spring Estte, Dalam sebuah kamar kecil ada sejumlah artifak yang telah diberkahi seorang pastor. Lee, nama Liberace di lidah eman-temannya, melakukan misa di sana. Tapi gedung gereja yang benar bagi Liberace, tulis Segell, adalah Liberace Museum di Las Vegas. Kebetulan tidak terletak di tempat yang bisa dianggap bersuasana anggun di Liberce Shopping Plaza.
Sejak dibuka pada 1979 museum itu sudah dikunjungi sekita; 200 ribu orang yang membayar US$ 3 per kepala. Isinya: enam mobil sang seniman yang dibuat menurut pesanan, berlusin-lusin busana dan baju bulu yang dihiasi permata, sejumlah kandelabra (tempat lilin antik), piano-piano, beribu-ribu gambar diri Liberace semu ka penuh. Tampaknya foto-foto itu dibuat kronologis saban hari dalam karir US$ 100 juta Mr. Showmanship itu.
Perolehan dari museum tersebut mengalir keluar sebagai bea siswa musik pada sejumlah perguruan tinggi. Tidak satu pun yang masuk ke kantung Liberace. "Selalu menjadi amal kepada orang orang yang membutuhkan," katanya sendiri. "Apakah dari kalangan keagamaan, para penghibur atau bintang film pensiunan. Saya selalu merasa dekat dengan hal-hal religius--karena itu merupakan bentuk bisnis pertunjwkan."
* * *
Jarang ada seorang bintang yang muncul begitu cepatnya, tapi mampu cemerlang begitu lamanya, menurut Segell pula. Di mulai pada 1951 melalui penampilan di televisi. Itu segera membikinnya menjadi rebutan para pemasang iklan -- dari bank, pabrik pensil alis, perusahaan biskuit, sampai-sampai perusahaan pemakaman. Sekitar 180 sponsornya mengandalkannya untuk meraih US$ 50 juta lebih keuntungan baru untuk satu tahun saja.
TENTU ada yang kontra. Namun ketika waktu berlalu, dan pemujaan terhadapnya semakin melangit, kritik pers pun menyurut. Yang biasanya dikritik adalah caranya memotong bagian yang dianggap ÂÅtidak sesuaiÂÅ dari lagu-lagu klasik. Dan bukan penampilannya dengan busana yang meriah, ketampariannya . . . dan rambutnya itu: yang "berombak bagai lembah dan bukil Pegunungan Alpen, memahkotai dengan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…