Bertumpu Pada Sokongan Umat

Edisi: 11/37 / Tanggal : 2008-05-11 / Halaman : 38 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Handayani, Anne L., Sunudyantoro, Ivansyah


Sutisna bukan orang gedongan. Sehari-hari, pria asli Desa Manis Lor, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, ini berjualan bubur kacang hijau, mi rebus, dan telur setengah matang di kawasan Cempaka Putih, Jakarta. Penghasilannya juga tergolong biasa, sekitar Rp 2 juta sebulan. Tapi setiap bulan Sutisna rela menyisihkan 2,5 persen untuk zakat dan seperenam belas dari penghasilannya untuk candah (sedekah). ”Itu untuk kepentingan umat,” katanya.

Hal serupa juga dilakukan Euis, pedagang sayur-mayur di Pasar Jagasatru, Kota Cirebon. Setiap bulan Euis yang punya penghasilan bersih Rp 3 juta per bulan selalu melakukan hal yang sama dengan Sutisna. Karna yang punya pendapatan hingga Rp 6 juta per bulan atau bahkan guru kontrak Saelani yang hanya berupah Rp 400 ribu sebulan selalu rela menyerahkan sebagian penghasilan mereka. ”Kalau tidak membayar candah, sepertinya ada sesuatu yang hilang,” kata Euis. Saelani menambahkan, ”Justru karena ikhlas, saya merasa rezeki saya banyak.”

Mereka semua diikat oleh satu hal: Ahmadiyah. Sebagai bagian dari jemaah Ahmadiyah, pengikutnya diwajibkan membayar zakat 2,5 persen. Selain itu, masih ada candah dan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…