Setelah Bertemu Meneer De Groot

Edisi: 11/37 / Tanggal : 2008-05-11 / Halaman : 60 / Rubrik : MEM / Penulis : Agustina, Widiarsi, ,


Suatu hari pada 1933. Umur saya baru genap 7 tahun. Ibu membawa saya bertemu dengan Meneer de Groot. Kendati perempuan sederhana, ibu saya memiliki kemauan tinggi. Tanpa kemampuan berbahasa Belanda, bahkan bahasa Indonesia sekalipun, beliau nekat menemui Kepala Sekolah Hollands Inlandsche School, yang setara dengan sekolah dasar.

Berbahasa Jawa, Ibu minta agar saya bisa sekolah di sana. Padahal, di masa penjajahan Belanda, sekolah itu hanya diperuntukkan bagi kalangan terbatas. Mereka yang bersekolah di sini memperoleh pendidikan setara dengan pendidikan di Eropa, dengan menggunakan pengantar bahasa Belanda.

Entah kenapa, Meneer de Groot tersenyum melihat saya. Dengan bahasa isyarat, ia menyuruh saya mengikuti tes. Berdiri tegap, saya memegang kuping sebelah kiri dengan jari lengan kanan melalui kepala. Jika kuping kiri bisa disentuh jari lengan kanan, artinya saya cukup umur untuk bersekolah. Saya lolos tes supercepat itu. Ibu saya tersenyum lebar melihat satu dari tujuh anaknya bisa bersekolah di Hollands Inlandsche School.

Terus terang, saya tak paham mengapa Artini, ibu saya itu, ngotot agar saya bersekolah di Hollands Inlandsche School. Satu-satunya penjelasan yang saya terima adalah, ”Ibu bermimpi bertemu dengan harimau ketika mengandung kamu.” Konon, itu pertanda bayi dalam kandungan akan jadi orang besar. Saya sendiri tak begitu percaya.

Boleh jadi saya beruntung terlahir dalam keluarga yang berpikiran maju. Ayah saya, Isbandi Martosoewignjo, punya karier bagus sebagai schatter alias juru taksir di pandhuis atau rumah gadai di Campur Darat—sebuah kota kecamatan di Tulung Agung, Jawa…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05

Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya

K
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28

Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…

A
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09

Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…