Sejumlah Tindakan Dan Cermin
Edisi: 14/37 / Tanggal : 2008-06-01 / Halaman : 133 / Rubrik : OBI / Penulis : Dhyatmika, Wahyu, Erlangga, Yugha, Widiastuti, Rina
Dia melegalkan perjudian. Pajak yang ditarik dari sana digunakannya untuk membangun Jakarta. Dia juga membangun Taman Ismail Marzuki agar para seniman bisa berkarya. Untuk para aktivis hukum pembela rakyat jelata, dia mendirikan Lembaga Bantuan Hukumâsebuah cermin tempatnya berkaca bila membuat kesalahan. Bang Ali penuh kontroversi, juga success story. Ia populer, tapi berani untuk tidak populer. Selamat jalan, Bang Ali.
SUATU hari, Desember 2007. Di kediamannya di Jalan Borobudur 2, Jakarta Pusat, sejak pagi buta mantan Gubernur Jakarta Ali Sadikin sudah menyisir rambutnya. Hari itu ia kedatangan tamu istimewa: mantan presiden Soeharto. Ketika sang tamu datang, kedua seteru seperti telah meninggalkan rasa canggung. Tertatih-tatih mendekat lalu menyalami tuan rumah dengan hangat, Soeharto menyodorkan oleh-oleh sekantong jeruk. âIni saya petik sendiri dari kebun buah Mekarsari,â kata sang tamu.
Tak satu pun yang tahu, apa yang kemudian dibicarakan kedua lelaki sepuh itu. Siti Hardijanti Rukmana, putri sulung Soeharto, dan Sweden, ajudan Soeharto yang setia, memilih menjauh dari keduanya. Kerabat dan sekretaris Ali pun berbuat sama. âMereka duduk ngobrol berdua saja,â tutur Mia Ustawati, sekretaris pribadi Ali.
Memang ini bukan pertemuan pertama antara Ali Sadikin dan Soeharto sejak Petisi 50 ditandatangani 28 tahun lalu. Sebelumnya, beberapa kali Ali diam-diam menengok Soeharto di kediamannya di Cendana, ketika bekas presiden yang memerintah selama 32 tahun itu jatuh sakit. Namun itulah untuk pertama kalinya Soeharto menginjakkan kaki ke Borobudur 2, âmarkas besarâ Petisi 50. Sebulan setelah pertemuan bersejarah itu, Soeharto meninggal. Empat bulan kemudian, di usia 82 tahun, Ali Sadikin menyusul.
l l l
KIPRAH Bang Ali dalam gerakan demokrasi di Indonesia sudah dimulai jauh sebelum 5 Mei 1980âketika dia menandatangani pernyataan keprihatinan yang kemudian dikenal dengan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…