Upacara Subuh Golongan Putih

Edisi: 23/13 / Tanggal : 1983-08-06 / Halaman : 32 / Rubrik : PAN / Penulis :


APABILA suara adzan subuh mulai terdengar, dengan cepat masjid itu dipenuhi jamaah yang berpakaian serba putih. Tua dan muda. Pria serta wanita. Selesai bersembahyang, mereka berdiri membuat lingkaran. Satu lingkaran khusus untuk para wanita, lainnya bagi pria. Dengan komando seorang imam, mereka berputar dalam lingkaran masing-masing, sambil berzikir.

Suara zikir mula-mula terdengar pelan. Semakin keras -- dan bertambah keras. Kemudian perlahan lagi. Sampai akhirnya imam memberi tanda, bahwa "upacara" di dalam masjid berukuran 15 x 20 meter itu telah berakhir. Mereka pun saling bersalaman. Para jamaah tua pulang ke rumah masing-masing -- sementara para santri mulai memasuki kelas untuk siap menerima pelajaran hari itu.

Pemandangan di Pesantren Fathiyyah di Kampung Pagendingan, Kecamatan Cisayong, Tasikmalaya, itu terlihat setiap pagi. Dengan urutan yang hampir tak pernah berubah. Dan, barangkali, itulah salah satu keunikan perguruan ini dibandingkan dengan pesantren pada umumnya.

Tapi tak kalah penting dari itu, di pesantren ini para santri maupun guru sdalu berpakaian serba putih. Mulai dari peci dan jubah bagi santri dan guru pria. Yang membedakannya hanya "selendang": hijau untuk para santri, merah bagi dewan guru.

Santri wanita begitu pula: kain, mukena, berikut cadar penutup muka. Serba putih. Bedanya, santri yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

B
BIARLAH SERIBU WARTEG BERKEMBANG
1983-02-05

Ada sekitar 10 ribu warung tegal di jakarta. ciri khasnya, murah dan merakyat, akan tetap…

G
GENERASI SIONG YANG MAKIN PUDAR
1983-04-09

Rokok siong terancam punah, pabrik satu-satunya mati, dan penggemar semakin kurang.

S
SALERO MINANG ATAU PADANG DI...
1983-05-28

Usaha mengembalikan citra restoran minang ke bentuk aslinya, sebagai langkah, dibentuk armindo (asosiasi restoran minang…