Dirayu Madu Energi Biru

Edisi: 15/37 / Tanggal : 2008-06-08 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Setyarso, Budi , Manggiasih, Bunga, Astuti, Rina


TEMUAN mahapenting itu akan dipresentasikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kediamannya di Puri Cikeas, Bogor. Kalender menunjukkan Ahad, 18 Mei 2008. Tapi Joko Suprapto, orang yang ditunggu-tunggu, tak juga datang. Ia bahkan hampir dua pekan tak memberikan kabar.

Presiden, menurut seorang sumber, hari itu menghubungi Heru Lelono, anggota staf khusus bidang otonomi daerah yang bekerja bersama Joko. Yudhoyono, yang oleh para pengawalnya diberi kata sandi ”Krisna”, bertanya apakah pria 48 tahun itu sudah datang dari asalnya, Nganjuk, Jawa Timur. ”Heru menjawab belum,” kata sumber itu.

Sang Krisna tahu Joko bukan orang sembarangan. Pria itu dipercaya bisa memproduksi minyak mentah—kelompoknya memberi nama oil base—dari air. Dengan proses selanjutnya, biang minyak itu bisa diolah menjadi bahan bakar sekelas minyak tanah, bensin, bahkan avtur, bahan bakar pesawat terbang. Temuan dahsyat ini—jika benar—bisa meruntuhkan bisnis perusahaan minyak multinasional. Jangan-jangan ia diculik. Perintah pun dikeluarkan: cari Joko sampai ketemu.

Perintah itu diteruskan ke Kepolisian Negara Republik Indonesia. Satu tim dari Detasemen Khusus 88 Antiteror diterjunkan. Dipimpin seorang perwira berpangkat komisaris besar, tim ini langsung bergerak. Tak sampai sepekan, pada 23 Mei, ”sang penemu” ditemukan: ia tergolek di Rumah Sakit Soedono, Madiun, Jawa Timur. ”Ia sakit jantung,” kata Inspektur Jenderal Abubakar Nataprawira, juru bicara Kepolisian Republik Indonesia.

l l l

Pertautan antara Joko dan Istana dimulai pada awal 2007. Mulanya ia berkenalan dengan Iswahyudi. Konsultan perminyakan itu aktif di Gerakan Indonesia Bersatu, lembaga yang dibentuk para pendukung Yudhoyono pada 2006. Iswahyudi kemudian mengenalkan Joko kepada Heru Lelono, sekretaris umum gerakan itu.

Kepada Heru, menurut sumber yang terlibat dalam kelompok itu, Joko mengenalkan ”teknologi listrik murah”—sama dengan yang dipresentasikan Joko ke Universitas Gadjah Mada tapi ditolak setahun sebelumnya. Di universitas itu, Joko membawa proyek pembangkit listrik dan panel surya.

Heru…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…