Biografi Di Tengah Gemerlap Cannes
Edisi: 17/37 / Tanggal : 2008-06-22 / Halaman : 64 / Rubrik : IMZ / Penulis : Gunawan, Arya, ,
Di antara sisa musim semi yang masih saja mengirim udara dingin, pesta gemerlap Festival Film Cannes ke-61 itu ditutup. Laurent Cantet tentu saja menjadi bintang paling bersinar di ajang festival yang berlangsung 12 hari dan ditutup resmi 25 Mei lalu itu. Cantet bukan nama baru di dunia sinema. Sutradara Prancis kelahiran 1961 ini telah menghasilkan empat film panjang sejak debutnya sebagai sutradara pada 1999, beberapa skenario, sejumlah film dokumenter, dan film untuk televisi. Beberapa penghargaan pun pernah dikantonginya. Namun di Festival Film Cannes tahun inilah ia memperoleh pengakuan puncak: The Class dinobatkan oleh dewan juri sebagai film terbaik, penerima penghargaan tertinggi Palem Emas.
Film karyanya, The Class, menyisihkan 21 film lain yang menjadi pesaingnya di seksi Kompetisi Utama, termasuk sejumlah film yang disebut-sebut berpeluang besar merebut penghargaan utamaâantara lain A Christmas Tale (Arnaud Desplechin, Prancis), Changeling (Clint Eastwood, Amerika Serikat), dan Waltz With Bashir (Ari Folman, Israel).
âFilm ini utuh dan mengalir,â kata aktor-sutradara Sean Penn, ketua dewan juri, dalam jumpa pers seusai pengumuman pemenang, pada hari terakhir festival, 25 Mei lalu. Menurut Penn, penampilan para pemain dan skenario film ini luar biasa. âUnsur-unsur di dalamnya memuat hampir segala hal yang Anda inginkan dari sebuah film. Persoalan yang dibicarakan di film ini sangat relevan dengan situasi dunia saat ini, yang diwarnai oleh rasa lapar akan pendidikan dan akan kesempatan untuk bersuara. Hal-hal inilah yang telah menyentuh hati semua juri,â katanya.
Amat jarang film peraih Palem Emas di Cannes diputuskan dengan suara bulat seperti pada The Class. Juri lebih sering terpecah. Biasanya, jika ada dua film yang kukuh dipertahankan oleh kelompok juri masing-masing, bisa saja film lain yang tiba-tiba muncul secara tak terduga dan ditetapkan sebagai pemenang. Itulah salah satu cara juri festival mencari kompromi. Itu pula sebabnya mengapa kerap muncul kejutan dari ajang Festival Cannes, ketika film peraih Palem Emas adalah film yang tak pernah mendapatkan perhatian serius dari para pengamat.
Francois Begaudeau adalah tokoh utama The Class. Dia tokoh yang benar-benar ada di dunia nyata, seorang guru SMP di tepi Kota Paris, dengan para murid dari beragam latar belakang etnis dan budaya. Di dunia nyata, Pak Guru Begaudeau juga menulis sejumlah novel. The Class salah satu karyanya yang kemudian menjadi dasar ilham bagi Laurent Cantet untuk memfilmkannya. Begaudeau sebagai aktor utama, memerankan dirinya sendiri, dan murid-murid sekolah sesungguhnya didapat lewat cara audisi. Dengan kata lain, film ini adalah biografi dari seorang guru, namun dengan dramatisasi di sana-sini. Di tengah-tengah jalinan kisah itulah muncul persoalan-persoalan perbenturan budaya yang tak mudah dipecahkan.
âFilm ini memang diniatkan untuk tampil sebagai potret masyarakat Prancis: sebuah masyarakat dengan banyak wajah dan kompleks, dengan sejumlah konflik yang tak ditutup-tutupi,â komentar sang sutradara di atas panggung ketika menerima Piala Palem Emas di Gedung Teater Lumiere.
Keberhasilan The Class merebut penghargaan tertinggi kian mengukuhkan posisi Festival Film Cannes sebagai sebuah festival yang merangkul dan mengakui berbagai pendekatan dalam mengeksplorasi sinema sebagai sebuah karya seni. Film terbaik tidak harus dibuat dengan biaya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…