Kisah Dua Orang Peneliti
Edisi: 34/13 / Tanggal : 1983-10-22 / Halaman : 28 / Rubrik : KSH / Penulis :
KESEDERHANAAN, inilah ciri Soekeni Soedigdo. Profesor ahli kimia bertubuh kecil semampai (152 cm), berkulit hitam, berambut sebatas bahu yang menerima penghargaan dari Menteri P&K, 6 Oktober lalu, bahkan terkadang terlampau sederhana. Bahkan, para mahasiswanya memberi julukan "Gadis Cina berkabung". Sebab, dia sering tampil dengan bahan pakaian dari belacu - yang digunakan orang-orang Cina kalau sedang berkabung.
Ia ternyata bukan orang yang akan membalas dendam terhadap masa keclinya yang pahit, dengan hidup bermewah-mewah setelah mencapai sukses. Soekeni, 51, tidak merasa rendah diri dengan masa lalunya. Ia adalah anak keenam dari tujuh bersaudara. Ayahnya cuma petani kecil. Sedangkan ibunya berjualan penganan di pinggir jalan di Cimahi. Dia selalu membantu ibunya di situ, mempergunakan waktunya untuk membaca sambil menunggu pembeli. "Saya tidak merasa rendah diri. Malahan saya gembira dan bersyukur mengingat masa kecil saya," katanya kepada wartawan TEMPO, Dedy Iskandar, yang menemuinya di rumahnya sekarang yang besar dan bertingkat di Gegerkalong, Bandung.
Untuk meringankan beban orangtua, sambil membuka buku, dia memetik rezeki pula di sekolah. Berangkat sekolah dia membawa tas yang penuh buku dan kue gemblong. Kue itu dibuatnya sendiri dan dipasarkannya di sekolah. "Sering lebih banyak kue dari buku…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Awas, Olahraga dan Rapuh Tulang
1994-05-14Olahraga keras dan berlebihan bisa mengakibatkan rapuh tulang. pelari maraton, pebalet, atlet dayung, dan pelatih…
Dari Mana Raja Singa di Wamena?
1994-04-16Banyak penduduk pedalaman irian jaya ditemukan mengidap penyakit kelamin. sejumlah pria pernah diundang "pesiar" ke…
Cangkok Cara Tegalrejo
1994-04-16Rumah sakit tegalrejo semarang mencatat sukses mencangkok sumsum penderita talasemia. tanpa transfusi, pasien bisa hidup…