Kehilangan Orang-orang Tercinta
Edisi: 19/37 / Tanggal : 2008-07-06 / Halaman : 66 / Rubrik : MEM / Penulis : Gandhi, Grace S., Widiastuti, Rina,
Sejak kecil saya tidak suka menokohkan seseorang. Bagi saya, tidak ada hal yang âpalingâ karena kalau sudah pakai âpalingâ berarti yang âter-segalanyaâ. Bagi saya, segala sesuatu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Karena itu saya tidak pernah punya tokoh idola. Begitu juga kalau ditanya siapa yang paling saya cintai dari ketiga istri yang pernah saya nikahi. Semua sama-sama saya cintai.
Saya bertemu dengan Soehesti, istri pertama, sewaktu sama-sama dirawat di sanatorium di Baturraden, Purwokerto. Saya waktu itu cukup lama tinggal di sanatorium, sehingga harus meninggalkan mata pelajaran di kelas dua sekolah menengah atas di Yogyakarta. Tapi pertemuan di sanatorium itu tidak membuat saya langsung jatuh cinta. Saya malah baru ingat dia lagi waktu mulai kuliah Jurusan Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor pada 1949.
Setelah menjadi mahasiswa itulah saya mulai menyurati Soehesti, yang masih tinggal dengan orang tuanya di Purwokerto. Setelah dua tahun…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…