Mohamad Suleman Hidayat: Tak Ada Perencanaan Untuk Mem-back-up Pertumbuhan
Edisi: 22/37 / Tanggal : 2008-07-27 / Halaman : 150 / Rubrik : WAW / Penulis : Gandhi, Grace S., Andria, Gerry,
Setelah rakyat di pedalaman, sekarang giliran para pengusaha yang berdebar-debar lantaran harus mengalami pemadaman listrik berkala. Listrik yang byar-pet, sebentar nyala, sebentar padam, jelas membuat mereka cemas. Proses produksi yang sudah direncanakan matang bisa berantakan.
Apalagi pemadaman yang dilakukan Perusahaan Listrik Negara di lapangan ternyata sering tidak sesuai dengan jadwal yang sudah dibagikan. Dijadwalkan padam, eh, ternyata listrik tetap menyala. Sebaliknya, dijadwalkan hidup, tiba-tiba listrik mati.
Beban pengusaha kian bertambah lantaran terbitnya surat keputusan bersama lima menteri yang mengharuskan mereka menggeser hari kerja ke Sabtu-Minggu. Perusahaan Listrik Negara diberi wewenang menjatuhkan sanksi jika dunia usaha tak mematuhi ketentuan ini.
Sebagai âkepala sukuâ para pengusaha, Mohamad Suleman Hidayat ketiban pulung ikut memikirkan persoalan kelangkaan setrum ini. Dalam posisi sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia, ia telah beberapa kali mengundang Perusahaan Listrik Negara untuk mendiskusikan masalah listrik. Jumat pekan lalu, kepada Grace S. Gandhi dan forografer Gerry Andria dari Tempo ia membagi pendapatnya tentang persoalan ini. Berikut ini petikannya.
Apa tanggapan Anda atas rencana Perusahaan Listrik Negara menaikkan tarif listrik saat beban puncak?
Kami masih melakukan kajian. Ada kawasan industri, kebanyakan terdiri atas industri besar, yang setuju membicarakan kenaikan tarif, tapi mereka minta jaminan tidak ada lagi pemadaman. Di sisi lain, buat industri-industri menengah ke bawah, kenaikan tarif menjadi beban berat.
Pengusaha besar tidak yakin, dengan kenaikan tarif, tak ada lagi pemadaman?
Iya. Mereka belum yakin kenaikan tarif bisa menjamin listrik tidak lagi padam. Soalnya, PLN sekarang ada minus, tekor Rp 26 triliun (tambahan subsidi listrik akibat kenaikan harga minyak). PLN minta sebagian besar, kalau bisa seluruh kekurangan Rp 26 triliun itu, dibebankan ke industri. Nah, kami hitung-hitung, untuk…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…