Ritual Maut Si Bujang Maijo

Edisi: 23/37 / Tanggal : 2008-08-03 / Halaman : 38 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Setyarso, Budi, Lumbanraja, Sahala , Nafi, Muhammad


VERY Idam Henyansah baru sekitar sebulan belajar tenis. Bolanya kerap menyangkut di net, tak jarang nyelonong ke luar garis. Di lapangan tenis Apartemen Margonda Residence, Depok, Sabtu pagi awal Juli lalu, rekan sekamarnya, Novel Andreas, dengan setia memunguti bola-bola itu.

Ryan, begitu Very Idam dipanggil, tinggal bersama Novel di Blok C Nomor 309A Margonda Residence sejak 25 Mei. Kamar 16 meter persegi ini dilengkapi kamar mandi dan dapur kecil. Mereka menyewa untuk tiga bulan, dengan tarif Rp 1,2 juta per bulan, dibayar di muka.

”Ryan rajin salat,” kata Novel, 28 tahun. ”Setiap akhir pekan kami salat berjamaah. Saya selalu jadi imamnya.” Mereka menghabiskan sebagian waktu akhir pekan di area olahraga apartemen.

Ryan, 30 tahun, mengambil les tenis di sini. Ia juga bermain bulu tangkis. Tempo beberapa kali melihat Ryan bermain tenis melawan teman-temannya. Semuanya lelaki. Novel hanya menonton dari pinggir lapangan.

Novel mengenal Ryan di Bandung pada Februari lalu. Ketika itu Ryan meneleponnya, mengatakan memperoleh nomor dari seorang rekan. Sejak itu mereka berhubungan dekat.

”Kata Ryan, saya pacarnya yang ketiga,” ujar Novel. Ryan tak punya pekerjaan, Novel pegawai golongan IIA di Kantor Imigrasi Depok, Jawa Barat. Siang hari, ketika Novel bekerja, Ryan diam di apartemen.

Jumat tiga pekan lalu, tak seperti biasa, Novel tak langsung pulang ke apartemen. Ia pamit mampir ke rumah kakaknya di Jalan Kedondong, Depok. Ini kesempatan Ryan mengundang temannya yang lain: Heri Santoso. Kepada polisi, ia mengaku bermesraan dengan pria 40 tahun karyawan pemasaran sebuah perusahaan baja di Cikarang, Jawa Barat itu.

Seusai melepas hasrat, sekitar pukul 20.00, Heri iseng melihat foto Novel di telepon seluler Ryan. Ia rupanya tertarik, dan ini membuat Ryan naik pitam. Diam-diam Ryan pergi ke dapur, mengambil pisau. Dengan pisau ini ia diduga membunuh tamunya.

Ryan juga menetak tubuh Heri jadi tujuh bagian, lalu memasukkannya ke koper. Awalnya ia hendak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…