Ditanah Warisan Kamehameha

Edisi: 49/13 / Tanggal : 1984-02-04 / Halaman : 37 / Rubrik : SEL / Penulis :


KETIKA sedang mengandung, Kekuiapoiwa mengidamkan sesuatu yang luar biasa. Perempuan itu ingin menyantap biji mata seorang kepala suku! Mustahil, tentu saja. Ia hanya diberi biji mata ikan hiu pemakan manusia.

Kahuna (imam) setempat lalu menafsirkan keinginan itu sebagai pertanda istimewa. Bayi Kekuiapoiwa, katanya, bakal menjadi pemberontak atau pembunuh para kepala suku. Mendengar ramalan itu penguasa Hawaii, Alapainui, segera menyusun rencana rahasia: bayi itu akan dibunuh.

Syahdan, kandungan Kekuiapoiwa mencapai hari genapnya pada suatu malam berbadai di Distrik Kohala, tatkala sebutir bintang aneh berekor putih menyala terang di langit barat. Menurut sebuah dongeng, bayi yang dilahirkan itu lantas diserahkan kepada seorang kepala puak - diselundupkan ke luar melalui dinding teratak ilalang sang ibu. Kemudian dibawa ke Awini, di pantai utara Hawaii. Pencarian yang dilakukan Alapainui, sang penguasa, terhadap bayi itu, konon menyamai usaha Raja Herodes mencari bayi Kristus di awal tarikh Masehi. Dan, laksana kisah Nabi Musa, bayi tadi disurukkan ke dalam sebuah keranjang, ditutupi dengan olona, yakni serat yang biasa digunakan membuat jala.

"Tak lagi jelas di mana sejarah berhenti dan mitos mulai memegang peranan," ujar Louise E. Levathes, yang menulis karangan ini dalam majalah National Geographic November lalu. Bahkan bagai tanggal kelahiran Kristus, hari kelahiran Kamehameha sendiri, bayi luar biasa itu, sebenarnya tak terlalu jelas. Paling-paling, seperti banyak dipercayai orang, kelahiran itu terjadi pada 1758, ketika komet Halley terlihat di angkasa Hawaii. Yang penting, Kamehameha kemudian tercatat sebagai raja penakluk paling besar dalam sejarah kepulauan itu. Dan namanya hidup sampai kini.

Untuk sebagian pribumi Hawaii, peristiwa-peristiwa ajaib dalam kehidupan Kamehameha diterima sebagai kenyataan. Berjalan di sepanjang pesisir Pulau Maui, Charles Keau suatu hari melihat sepotong tulang rahang muncul di pasir pantai. Ia berjongkok, mencabut rumput laut naupaka yang berakar di gigi rahang itu, dan mencoba membuka "kontak". "Jika kau bisa bicara," katanya kepada si rahang, "gerangan apa yang akan engkau ceritakan kepadaku?"

Suaranya bergetar oleh kesedihan. Sebagai seorang bocah dulu, ia telah menjelajahi bukit berpasir di sekitar Wailuku ini, menemukan tumpukan atau serakan kerangka dan tengkorak manusia. Ia bahkan telah menguburkan kembali tulang-belulang itu. Tetapi kini, sebagai penjaga Taman Daerah Kepaniwai ia tak dapat berbuat banyak. Setiap sebuah badai selesai ratusan tulang bermunculan di pasir pantai. Tulang-belulang siapa? "Kami tak tahu," sahut Charles. "Bukit-bukit pasir ini tak pernah digali."

Wailuku berarti "air yang menghancurkan". Nama ini, konon, mencerminkan betapa situs ini pada suatu masa menjadi medan perang yang sengit. Dalam kenyataannya, hampir 200 tahun lalu, ketika mata rantai pulau-pulau Pasifik dipisahkan oleh kerajaan yang berperang, para kepala suku yang penuh ambisi dari berbagai pulau tetangga Hawaii mendaratkan kano-kano mereka di dekat Wailuku. Perang segera berkobar antara mereka dan penguasa Maui.

Begitu banyak orang terbunuh, sehingga arus air yang melintasi Lembah lao merah oleh darah. Para prajurit Hawaii menang, dan pemimpin mereka, Kamehameha, kemudian bergulat mempersatukan kepulauan itu di bawah kekuasaan tunggal. Mungkin kah tulang berserakan tadi peninggalan perang yang dahsyat itu?

"Siapa pun mereka, mereka adalah ohana (sanak saudara) saya," kata Charles Keau. Nenek moyangnya sudah bertani di Lembah Iao turun-temurun. "Saya ingin menguburkan semua tulang-belulang itu sehingga tidak rusak begitu saja. "Mengapa mereka harus menderita lagi oleh keganasan alam?"

Di sepanjang kepulauan ini, pribumi Hawaii mempunyai ikatan emosional yang sangat dalam dengan masa lampau mereka. Bagi mereka hubungan itu nyata adanya, sebagaimana tulang-belulang di perbukitan pasir Wailuku dapat dilihat dan dijamah. Sejak kedatangan penjelajah Inggris, Kapten James Cook, 1778, dan dominasi bertahap kebudayaan Barat (berpuncak pada pembentukan pemerintahan modern pada 1959), jarang sekali pribumi Hawaii mengungkapkan perasaannya secara terbuka.

Dibunuh secara bertahap oleh berbagai penyakit yang dibawa orang kulit putih, para pribumi ini kemudian menjadi minoritas di tanah air mereka sendiri. "Kebanggaan kultural mereka menderita di bawah pengaruh para misionaris abad ke-19," tulis Louise E. Levathes. Mereka dikutuk karena beberapa tradisi mereka yang oleh orang Barat dianggap hina. Antara lain kebiasaan berpoligami dan bertelanjang bulat di depan umum. Tari-tarian mereka dicap "cabul" dan "jahat".

"Bahkan pada masa remaja saya, pribumi Hawaii masih dipandang sebagai warga negara kelas dua," ujar Phil Kwiatkowski, 35, petugas keamanan yang bertanggung jawab atas separuh daerah Hawaii. Seperti halnya penduduk asli Eskimo di Alaska sekarang ini, "beberapa pribumi Hawaii tidak berani secara terus terang mengakui kelahiran mereka. Menjadi seorang Hawaii berarti menanggung beban tertentu - dituduh dungu, pemalas, primitif, kafir."

Angin gerakan hak-hak asasi manusia, 1960-an, baru mencapai Hawaii sekitar satu dasawarsa lalu. Angin ini membawa kesadaran kultural, di samping politik. Para pribumi Hawaii dan setengah Hawaii, yang jumlahnya kini hanya 19% dari 994.000 penduduk, mulai bergairah menggali warisan kebudayaan sendiri. Mereka membuat perjalanan tiga ribu mil dengan kano, sama seperti nenek moyang Polynesia mereka, memugar pelbagai situs bersejarah, menghidupkan kembali hula purba, tarian, nyanyian, kerajinan tradisional, olah raga kuno, dan agama. Semua ini bangkit dalam satu arus yang dinamakan Reinesans Hawaii.

Penakluk besar, yang dengan berani menyerbu Maui pada 1790, dan 20 tahun kemudian menguasai seluruh Kepulauan Hawaii, mendapat tempat khusus dalam sejarah dan kebangkitan kebudayaan ini. Penakluk ini, raja, negarawan, peletak hukum, adalah Kamehameha (1758-1819). Ia sering dijuluki "Napoleon dari Pasifik".

Kamehameha dengan berani membawa Hawaii meninggalkan Zaman Batu, tanpa kehilangan kepercayaan nenek moyang sendiri. Ia memberi kesan yang khusus kepada Cook, kemudian Kapten George Vancouver, dengan ketajaman pikirannya, dan meninggalkan kenang-kenangan mendalam di kalangan rakyatnya. Ia dijuluki "ayah para yatim, penyelamat yang tua dan lemah, penolong orang melarat, petani, nelayan, dan pembuat pakaian untuk si papa".

"Di tiap pulau dan di tiap zaman, ia tetap pemimpin," tulis Raja Kalakaua, monarki Hawaii keenam yang meneruskan kepemimpinan Kamehameha. "Dia begitu kuat sehingga anak-anak dan orang dewasa merasa aman di bawah kekuasaannya. Di dalam majelis ia selalu tampil dengan keputusan yang bijaksana".

"Ia memang pantas mendapat sebuah monumen," komentar penjelajah Rusia, Otto von Kotzebue, yang berjumpa dengan Kamehameha pada 1816. Dan, untunglah, kini nama Kamehameha hidup kembali. Dialah satu-satunya raja yang dihormati, bersama George Washington dan Robert E. Lee, dalam koleksi Balai Patung Nasional di Gedung Capitol Amerika Serikat. Juga namanya diabadikan pada sebuah kapal selam nuklir AS.

Untuk masyarakat Hawaii sekarang, Kamehameha sekaligus bapak pendiri dan antihero, yang kejayaannya menandai awal masa kehancuran gaya hidup Hawaii. Setiap bulan Juni, kenangan terhadap pemimpin itu diungkapkan dalam hari libur yang ditetapkan untuk negara bagian itu, seperti juga dalam parade dan dansa-dansi.

Pada saat seperti itu rakyat berkumpul di pinggiran Honolulu, menanti dengan sabar pembukaan upacara peringatan raja mereka. Matahari memancarkan cahaya keemasannya, memoles patung Kamehameha dengan warna jingga. Lei (karangan bunga) plastik, yang mudah ditemukan di berbagai kios di bandar udara, kehilangan pamornya. Orang lebih mantap mengalungkan lei yang asli.

Rangkaian bunga sepanjang delapan belas kaki pun dipersiapkan untuk dipersembahkan dan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…