’rasuah’ Miranda, Wah Wah Wah...

Edisi: 27/37 / Tanggal : 2008-08-31 / Halaman : 26 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Wahyu Dhyatmika, Yugha Erlangga, Sahala Lumbanraja


LANTAI 10 gedung Nusantara I di kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jakarta, kini sudah berganti pemilik. Pada 1999-2004, seluruh ruangan di lantai itu adalah kantor politikus Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Sekarang, setelah Pemilu 2004, si empunya lantai adalah Fraksi Partai Demokrat. Tak mengherankan jika Agus Condro Prayitno, anggota parlemen dua periode dari fraksi Banteng, jadi pangling. ”Wah, sudah berubah semua,” katanya.

Bersama Tempo, Jumat pekan lalu, Agus, 47 tahun, mampir ke lantai itu untuk menunjukkan posisi ruang kerja koleganya, sesama anggota parlemen dari Fraksi PDIP, Emir Moeis. ”Dulu ruangan dia di sini,” katanya mengingat-ingat pertemuan penting empat tahun silam.

Pada Juni 2004, Agus bercerita, dia pernah dipanggil ke ruangan Emir di lantai 10, bersama empat politikus PDIP lain. Mereka adalah Budiningsih, Muhamad Iqbal, Matheus Formes, dan Wiliam Tutuari­ma. Ketika itu Emir adalah Ketua Kelompok Fraksi PDIP di Komisi Keuangan dan Perbankan—posisi yang membuatnya menjadi ”kepala suku” politikus Banteng di komisi yang dikenal ”basah” itu. Di dalam ­ruang kerja Emir, sudah ada Dudhie Makmun Murod, anggota parlemen dari PDIP yang dikenal dekat dengan lingkaran elite partai.

Setelah semua lengkap hadir, Dudhie membuka laci meja Emir dan mengambil sejumlah amplop putih. Satu-satu, semua peserta pertemuan mendapat amplop. ”Di dalamnya ada 10 lembar cek perjalanan Rp 500 juta,” kata Agus. Dia ingat betul, cek itu diterbitkan Bank Internasional Indonesia.

Tak ada penjelasan apa pun, baik dari Emir maupun Dudhie, tentang pembagian fulus itu. Tapi para peserta pertemuan tampaknya sudah mafhum. Dua…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…