Rini Mariani Soemarno: Kami Tak Seksi-seksi Amat

Edisi: 27/37 / Tanggal : 2008-08-31 / Halaman : 141 / Rubrik : WAW / Penulis : Grace S. Gandhi, Agoeng­ Wijaya, Sapto Pradityo


LAMA tak terdengar kabarnya, Rini Mariani Soemarno kembali disorot media. Menteri Perindustrian dan Perdagangan di era Presiden Megawati Soekarnoputri ini tidak ikut-ikutan memeriahkan demam politik menjelang Pemilihan Umum 2009. ”Ada yang nawarin, tapi aku enggak mau,” katanya. ”Enough!”

Setelah sukses membesarkan bisnis ­sepeda motor Kanzen, Rini memi­lih terjun ke bisnis televisi berbayar. Kendati­ cukup berat, lantaran harus ber­saing dengan televisi nasional yang me­muja rating, Rini yakin bisa mengem­bangkan pasar televisi berlang­ganan. ”Pasar akan berubah,” katanya.

Rini mengibarkan panji Aora TV (PT Karyamegah Adijaya). Ketika selusin televisi nasional tak ada yang bersedia membeli hak siar Olimpiade Beijing 2008, Aora TV maju menantang. Alhasil, pesta olahraga sedunia, termasuk pertandingan bulu tangkis yang mendatangkan emas bagi Indonesia, itu ditayangkan langsung oleh Aora TV. Televisi berlangganan ini pula yang membeli hak siar Liga Inggris 2008/2009, turnamen sepak bola papan atas.

Ditemui Grace S. Gandhi, Agoeng­ Wijaya, Sapto Pradityo, dan Iqbal Muhtarom dari Tempo, Kamis pekan lalu di Jakarta, Presiden Komisaris PT Karyamegah Adijaya ini lincah dan bersemangat menjawab berbagai pertanyaan. Ia didampingi Chief Operational Officer Karyamegah, Gaby Motuloh; Presiden Direktur PT Semesta Citra Dana, Lukas Masehi; dan PR & Government Relations Manager Kar­yamegah, Dinar Hanggarani.

Bagaimana ceritanya dari bisnis sepeda motor ke televisi?

Setelah tidak menjabat (Menteri Perindustrian dan Perdagangan) lagi, saya balik ngurusin Kanzen. Waktu itu lagi banyak persoalan juga, jadi berkonsentrasi penuh membereskan Kanzen. Nah, waktu ngobrol sama teman-teman, ada usul untuk terjun ke bisnis media cetak, koran atau majalah. Banyak yang menawari. Propo­salnya beraneka ragam. Memang sempat kepengen. Ada juga yang bilang, (malah) Vogue belum ada hak franchise-nya di sini. Bingung. Tapi akhirnya saya dan Ongki (Presiden Direktur PT Karyamegah Adijaya, Ongki P. Soemarno) melihat bisnis televisi cukup profit.

Kapan mulai serius membidik TV?

Awal tahun lalu. Dimulai dari mempelajari aturannya. Kami memilih pay-TV karena televisi konvensio­nal harus mengejar rating. Harus punya­ program yang sangat menarik sehing­ga bisa menarik iklan. Kok, serem juga? Lalu ada riset, Asia punya poten­si yang sangat besar untuk TV berlang­ganan. Oke. We should go on pay-TV.

Tidak seret menarik pelanggan?

Mungkin sekarang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…