Belajar Bugar Ke Negeri Cina

Edisi: 28/37 / Tanggal : 2008-09-07 / Halaman : 82 / Rubrik : OR / Penulis : Irfan Budiman, ,


SEJARAH akhirnya tercatat manis di Beijing. Penuntasnya adalah Zou Shiming, 27 tahun. Gebukan beruntunnya menghentikan perlawanan Serdamba Purevdorj, petinju asal Mongolia. Bak pendekar dengan senjata trisula, kombinasi jab, straight, dan uppercut-nya membuka luka lama si Mongol, yang didapat saat bertanding di pertarungan sebelumnya. Purevdorj pun mundur di ronde kedua.

Zou bersorak kegirangan. ”Sebenarnya, saya ingin menyuguhkan pertandingan yang menarik, tapi sayang lawan terluka. Medali emas ini sungguh berharga,” kata Zou, yang tak habis-habisnya tersenyum. Benar, medali ini sangat berharga. Tidak hanya menambah pundi emas untuk negerinya, Zou pun membuat sejarah: mengirim emas dari ring tinju.

Beberapa saat kemudian, di pertandingan lain, giliran Zhang Xiaoping yang menyumbangkan emas, setelah mengalahkan Kenny Egan, petinju Republik Irlandia. Inilah penutup pesta yang manis. Keberhasilan dua petinju asal Cina meraih emas menjadi penunjuk keberhasilan pembinaan olahraga di sana.

Maklum, saat Deng Xiaoping menjadi penguasa negeri itu, pada pertengahan 1960-an, tinju merupakan olahraga yang haram dipertandingkan di sana. Selain dipandang terlalu keras dan berbahaya, olahraga adu jotos ini dilihat para penggede kala itu sebagai perwujudan dari semangat kapitalisme dan terlalu kebarat-baratan. Senasib dengan musik rock, olahraga ini tidak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…