Salah Tangkap Gaya Jombang

Edisi: 28/37 / Tanggal : 2008-09-07 / Halaman : 85 / Rubrik : HK / Penulis : L.R. Baskoro, Munawwaroh, Kukuh Wibowo

Siti Rohana masih sulit melupakan kenangan buruk itu, setahun lalu. Selama satu pekan perempuan 38 tahun ini bolak-balik dari rumahnya di Dusun Ngemplak, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang, ke Kepolisian Sektor Bandarkedungmulyo. Dia mesti menyisihkan ongkos kendaraan umum: rumahnya dan kantor polisi berjarak sekitar delapan kilometer. Semua itu dia lakukan demi menengok anaknya, Devid Eko Prianto, 19 tahun, yang ditahan di sana.

Keinginannya tak pernah terwujud. Aparat Kepolisian Bandarkedungmul-yo melarang ibu empat anak itu menemui putra sulungnya. Sepekan kemudian, Devid dipindahkan ke Kepolisian Resor Jombang. Di sana Siti baru bisa melihat anaknya. ”Saya hanya bisa menangis. Mukanya lebam-lebam…,” ujarnya saat ditemui di rumahnya di Dusun Ngemplak. Di rumah itu, Siti tinggal bersama tiga anaknya yang lain. Suaminya sudah delapan tahun menjadi buruh di tanah Papua.

Pada Maret 2008, Devid disidangkan di Pengadilan Negeri Jombang. Ada dua orang lain yang ikut disidangkan: Imam Hambali, 35 tahun, dan Maman Sugianto, 28 tahun. Hakim mendakwa ketiganya membunuh Muhammad Asrori alias Aldo. Menurut hakim, pembunuhan itu dilakukan lantaran Imam, majikan Devid sekaligus pemilik Salon Ayu—di Desa Kalangsemanding, juga di Kecamatan Perak—kesal karena Aldo yang dikenal ”gemulai” itu punya pacar lain.

Pada Mei lalu, hakim memvonis Devid dan Imam, yang biasa dipanggil…

Keywords: -

---

Foto Terkait