Masih Baik, Tapi Ada Risiko Perlambatan
Edisi: 28/37 / Tanggal : 2008-09-07 / Halaman : 62 / Rubrik : SUR / Penulis : Purbaya Yudhi Sade
Purbaya Yudhi Sadewa*
Ada kejutan yang cukup menggembirakan. Di tengah isu resesi ekonomi dunia, kenaikan harga paÂngan, dan kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh dengan laju pertumbuhan yang cukup tinggi.
Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan kedua tahun ini mencapai 6,4 persen, sedikit lebih tinggi daripada pertumbuhan pada triwulan pertama 6,3 persen. Dilihat dari sisi pengeluaran (expenditure), belanja rumah tangga tumbuh dengan laju tahunan 5,3 persen, investasi tumbuh 12,8 persen, dan ekspor melaju 16,1 persen. Sementara itu, belanja pemerintah hanya tumbuh dengan laju 2,2 persen.
Hal yang menggembirakan dari angka pertumbuhan ekonomi di atas adalah pertumbuhan ekonomi kita saat ini bukan hanya didorong oleh konsumsi. Ekspor dan investasi juga turut memberikan kontribusi yang kuat. Dengan demikian, saat ini mesin pertumbuhan ekonomi kita lebih seimbang.
Tapi, bila dilihat dari sisi sektoral, masih ada beberapa sektor yang pertumbuhannya kurang optimal. Laju pertumbuhan di sektor industri pengolahan (maÂnufacturing), misalnya, masih kuÂrang menggembirakan. Sektor ini tumbuh dengan laju 4,1 persen pada triwulan kedua 2008, tidak jauh berbeda dengan pada triwulan pertama, yang tumbuh 4,2 persen.
Angka pertumbuhan sektor industri pengolahan ini jauh di bawah laju pertumbuhan ekonomi nasional. Padahal sektor ini diharapkan dapat mengurangi angka pengangguran secara signifikan, mengingat sektor ini dapat menyerap tenaga kerja dalam…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Masih Terganjal Bahan Pokok
2007-12-02Denyut perekonomian indonesia sepanjang triwulan ketiga yang lalu terus membaik. para pemimpin teras perusahaan juga…
Tumbuh Bersama Sejumlah Risiko
2008-06-08Pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama bisa jadi mengejutkan sejumlah kalangan. di tengah badai harga minyak…