Ngacir Bersama Roda Dua
Edisi: 28/37 / Tanggal : 2008-09-07 / Halaman : 64 / Rubrik : SUR / Penulis : Yandhrie Arvian, B
MOHAMMAD Saman sudah lama ingin punya sepeda motor. Bertahun-tahun menarik ojek, ia masih saja mesti menyewa sepeda motor dari tetangga sebelah rumah untuk mencari uang. Ongkos sewanya Rp 20 ribu sehari.
Angan-angan Saman akhirnya terwujud pada akhir April lalu. Dengan menguras tabungan Rp 2,5 juta, dia bisa membawa pulang sepeda motor. Tak sampai dua minggu, Honda Revo keluaran terbaru pun sudah menjadi mesin uang yang andal. Cicilan yang ia bayar per bulan Rp 590 ribu.
Tapi, belum sebulan dia menikmati, pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. âPenghasilan saya melorot,â kata pria 38 tahun itu. Pria yang biasa mangkal di sekitar Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, itu kesulitan mencari penumpang. Kalaupun memperoleh pelanggan, ia sungkan menaikkan ongkos. Padahal daya belinya tertekan akibat harga bahan pokok yang ikut menjulang.
Sementara sebelumnya ia bisa memperoleh Rp 70 ribu per hari, kini pendapatannya Rp 50-60 ribu. Itu pun kadang belum dipotong ongkos bahan bakar. Perolehan itu tentu saja pas-pasan buat Saman yang sebelumnya hanya kerja serabutan. Apalagi dia tidak punya tambahan pemasukan. Meski begitu, ia masih punya harapan. âYang penting punya motor,â katanya tersenyum. âPemasukan dari ojek buat bayar cicilan.â
Saman tak sendirian. Tanuri, petugas keamanan perusahaan swasta di Jakarta Selatan, juga punya sepeda motor anyar. Dua bulan lalu, ia mengajukan kredit Honda Supra X. âBiar kalau pergi ke mana-mana lebih irit,â katanya. Sebab, kata dia, ongkos kendaraan umum jauh lebih mahal.
Sepeda motornya itu dipakaiÂnya juga untuk…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Masih Terganjal Bahan Pokok
2007-12-02Denyut perekonomian indonesia sepanjang triwulan ketiga yang lalu terus membaik. para pemimpin teras perusahaan juga…
Tumbuh Bersama Sejumlah Risiko
2008-06-08Pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama bisa jadi mengejutkan sejumlah kalangan. di tengah badai harga minyak…