Gendang Samak Tanpa Penari

Edisi: 29/37 / Tanggal : 2008-09-14 / Halaman : 105 / Rubrik : INT / Penulis : Raihul Fadjri, ,


Hari masih gelap ketika ratusan pendukung pemerintah yang menamakan diri Aliansi Demokratik Melawan Kediktatoran (DAAD)—Nor Por Kor dalam bahasa Thai—berangkat dari markas mereka di Sanam Luang. Pada Selasa pagi buta pekan lalu itu, mereka menerobos garis polisi, lalu langsung berhadap-hadapan dengan pengawal Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) di dekat Jembatan Makkhawan Rangsan.

Wisma Negara yang letaknya tak jauh dari jembatan itu selama dua pekan belakangan diduduki sekitar 4.000 pendukung PAD. Kelompok DAAD ingin mengakhirinya.

Kedua pihak memakai helm, membawa tongkat, pentungan, dan pipa besi. Awalnya mereka hanya saling memaki, tak lama kemudian hujan batu, botol, dan kayu pun terjadi. Bentrokan meletus. Seorang lelaki tua dipukuli beramai-ramai. Seorang pria lain sudah tergeletak di aspal dalam keadaan pingsan, tapi pukulan dan tendangan masih mendarat di tubuhnya.

Terdengar bunyi tembakan enam kali, tapi tak jelas dari arah mana. Seorang pria terjerembap di aspal yang dingin. Dadanya bersimbah darah diterjang peluru dan bekas pukulan di kepalanya.

Jarak Sanam Luang ke Jembatan Makkhawan Rangsan hanya 4-5 kilometer. Polisi sejatinya bisa menghambat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

J
Jalan Pria Ozon ke Gedung Putih
2007-10-28

Hadiah nobel perdamaian menjadi pintu masuk bagi al gore ke ajang pemilihan presiden. petisi kelompok…

P
Pesan Kematian dari Pazondaung
2007-10-28

Jasad ratusan biksu dikremasi secara rahasia untuk menghilangkan jejak. penangkapan dan pembunuhan biarawan terus berlangsung…

M
Mangkuk Biksu Bersaksi
2007-10-28

Ekonomi warga burma gampang terlihat pada mangkuk dan cawan para biksu. setiap pagi, biksu berke…