Kala Musim Longsor Tiba

Edisi: 30/37 / Tanggal : 2008-09-21 / Halaman : 92 / Rubrik : EB / Penulis : Padjar Iswara, Amandra Mustika Megarani,


RUANG galeri perdagangan saham PT Erdikha Elit Sekuritas di Gedung Sucaco, Jakarta Pusat, Kamis pekan lalu, riuh seperti pasar. Beberapa dealer sibuk berbicara di telepon. Yang lain tengah serius memelototi layar komputer penunjuk pergerakan harga saham secara real time. Sesekali mereka memainkan keyboard untuk melihat lebih detail kinerja saham plus grafiknya. Aura gelisah terpancar dari hampir semua wajah di ruang itu.

Sejak Juli lalu, Bursa Efek Indonesia memang tengah tidak bersahabat dengan para pemilik uang. Hampir semua saham menyusut harganya. ”Hancur, hancur portofolioku,” teriak seorang investor berkaus hitam dengan mata nanar menatap monitor. Jumat pekan lalu, indeks Bursa Indonesia ditutup di posisi 1.804, turun lebih dari seribu poin dibanding indeks tertinggi yang dicapai Januari lalu—sebesar 2.830.

Terjungkalnya Bursa Indonesia itu tak lain akibat ambruknya harga efek di sektor pertambangan dan energi. Sebenarnya, menurut Kepala Riset BNI Securities Norico Gaman, harga saham di sektor lain juga dalam tren menurun. Tapi, kata dia, ”Penurunannya tak sebesar saham di sektor pertambangan dan energi.” Bobot saham sektor ini dalam indeks Bursa Indonesia mencapai 18 persen, ketiga di bawah perbankan (25 persen) dan infrastruktur (19 persen).

Tren penurunan saham di sektor pertambangan dan energi sudah terjadi sejak…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…