Flamboyan Gemar Protes

Edisi: 32/37 / Tanggal : 2008-10-05 / Halaman : 119 / Rubrik : OBI / Penulis : Irfan Budiman, ,


PAGI nan cerah itu semestinya menyegarkan. Malam sebelumnya, Ronny Pattinasarani habis-habisan menguras tenaga di lapangan hijau. Sekarang dia ingin bersantai. Namun, apa mau dikata, sedini itu emosinya sudah tersulut.

Di halaman rumah, Stella Maria, sang istri, menangis. Pekarangan rumah kedatangan tamu tak diundang yang kurang ajar. Mereka meninggalkan oleh-oleh: empat kantong tinja.

Tamu nakal itu rupanya jengkel dengan penampilan Ronny bersama tim Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Malam itu, pertengahan Mei 1981, dalam pertandingan penyisihan untuk Piala Dunia 1982, PSSI menelan kekalahan dari tim tamu.

Ada pula penggemar yang kecewa menteror melalui telepon. Kelakuan mereka tak pelak membuat Ronny sakit hati. ”Kalau keluarga dibawa-bawa, itu sudah lain,” katanya.

Biarpun kesal tak terkira, Ronny melihat kenekatan penggemarnya itu dipicu oleh penampilannya yang telah jauh menurun. ”Bukan karena…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23

Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…

P
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23

Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…

M
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15

Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…