Huru-hara Di Tanjung Priok

Edisi: 30/14 / Tanggal : 1984-09-22 / Halaman : 12 / Rubrik : NAS / Penulis :


SEJAK hari Minggu pagi lalu, corat-coret di beberapa jalan di daerah Tanjung Priok, Jakarta Utara, telah dihapus. Kapur tebal putih telah menutupi tulisan-tulisan yang bernada rasial dan anti pemerintah itu.

Suasana Tanjung Priok sendiri sudahpulih. Di beberapa daerah yang Rabu malam pekan lalu diamuk kerusuhan, memang masih tampak tentara berjaga-jaga. Dua panser Senin malam pekan ini tampak diparkir di depan kamps PTDI (Perguruan Tinggi Dakwah Islam) di Jalan Tawes, yang ditutup sejak Jumat malam. Namun, kehidupan sehari-hari bisa disebut telah kembali normal.

Peristiwa kerusuhan itu sendiri diungkapkan dan dijelaskan langsung oleh Pangkopkamtib Jenderal L.B. Moerdani kepada pers Kamis siang, sekitar 14 jam setelah kejadian. Banyak yang memuji langkah ini, karena gerak cepat tersebut telah berhasil mengempiskan bermacam kabar angin dan menghindarkan timbulnya berbagai isu. Yang lebih menarik, Jenderal Benny sama sekali tidak menuduh suatu pihak atau kelompok mendalangi peristiwa ini. Ia juga tidak menghubungkannya dengan kegiatan subversif apa pun.

Menurut Pangab Moerdani pada Rabu malam pekan lalu, sekitar pukul 23.00, satu regu pengamanan ABRI di Tanjung Priok yang terdiri dari 15 orang telah menghadapi serangan gerombolan massa yang berjumlah sekitar 1.500 orang. Usaha regu pengamanan secara persuasi untuk menenangkan dan membubarkan massa tidak berhasil. Massa bahkan terus mendesak maju dengan teriakan-teriakan yang menyatakan tidak mengenal kompromi.

Tembakan-tembakan perinatan ke udara tidak mereka acuhkan. "Bahkan mereka terus menyerang dengan mengayunayunkan senjata celurit dan berusaha merebut senjata petugas keamanan," begitu bunyi siaran pers yang dibacakan Jenderal Benny Moerdani. "Tembakan terpaksa diarahkan ke tanah dan ke kaki para penyerang, hingga jatuhnya korban tidak dapat dihindari lagi."

Baru setelah bantuan pasukan pengamanan lain datang, gerombolan massa mundur. "Tapi mereka sempat membakar mobil merusakkan beberapa rumah dan apotek, serta membunuh beberapa pemiliknya," kata siaran tersebut. Sekitar setenah jam kemudian, gerombolan massa kembali menyerang, sehingga regu pengamanan, dalam keadaan kritis dan terpaksa, melakukan penembakan untuk mencegah usaha mereka merebut senjata. "Sekitar pukul 00.00 WIB, pasukan penamanan Laksusda…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?