Gelandangan Tak Lagi Di Kolong

Edisi: 31/14 / Tanggal : 1984-09-29 / Halaman : 81 / Rubrik : LIN / Penulis :


TUJUH tahun lalu, Mbok Sudadi hidup sebagai gelandangan di kawasan Alun-Alun Utara. Pernah pula tinggal di kolong Jembatan Kewek dalam gubuk beratap plastik dan berdinding kardus. "Sekarang kami hidup lebih tenang," ujar si Mbok. Kini tubuhnya gemuk, di lehernya ada lilitan kalung, dan di pergelangan tangannya ada sebentuk arloji.

Tempat tinggal Mbok Sudadi sekarang berukuran 4 x 6 meter. Bangunan itu berdiri di tepi Kali Code, beberapa puluh meter dari Jembatan Gondolayu, Yogya. Isi rumahnya: dipan berkasur, televisi 12 inci, radio 3 band, dan tape recorder. Di dinding rumahnya, yang terbuat dari papan, menempel sebuah jam merk Tnstar. Kekayaan lainnya, sebuah sepeda dan dua buah lampu petromaks. Di pojok rumah berlantai semen itu ada onggokan kertas bekas yang disusun rapi. "Kertas itulah yang menhidupi kami," ujarnya.

Suaminya, Sudadi, bekerja di perusahaan fotokopi sebagai pembersih lantai. Gajinya cuma Rp 5.000 per bulan. Tapi kertas-kertas bekas yang dipungutnya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Indorayon Ditangani oleh Labat Anderson
1994-05-14

Berkali-kali lolos dari tuntutan lsm dan protes massa, inti indorayon kini terjerat perintah audit lingkungan…

B
Bah di Silaut dan Tanahjawa
1994-05-14

Dua sungai meluap karena timbunan ranting dan gelondongan kayu. pejabat menuding penduduk dan penduduk menyalahkan…

D
Daftar Dosa Tahun 1993
1994-04-16

Skephi membuat daftar hutan dan lingkungan hidup yang mengalami pencemaran berat di indonesia. mulai dari…