Koalisi, Maaf Terlalu Dini

Edisi: 34/37 / Tanggal : 2008-10-19 / Halaman : 36 / Rubrik : NAS / Penulis : Wahyu Dhyatmika, Sahala Lumbanraja, Kurniasih


TIGA pria itu saling memandang penuh arti. ”Yang dibutuhkan sekarang adalah koalisi alternatif untuk mencari pemimpin baru,” kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional Soetrisno Bachir. Dia lalu menunjuk Bursah Zarnubi, Ketua Umum Partai Bintang Reformasi, dan Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat Wiranto, yang duduk di sampingnya. ”PAN, Hanura, dan PBR sebaiknya bergabung,” katanya bersemangat.

Ajakan yang dilontarkan Soetrisno pada acara buka puasa di rumahnya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, akhir September lalu itu disambut hangat rekan bicaranya. Wiranto langsung membenarkan. Bursah bahkan melangkah lebih jauh. ”Kami akan mengadakan konvensi untuk memilih calon presiden,” katanya. ”Siapa pun silakan ikut, termasuk Mas Tris dan Mas Wiranto ini.”

Kemesraan antarpetinggi partai kerap digagas menjelang pemilihan umum legislatif April tahun depan. Sebelumnya, pada akhir Agustus, sesepuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Taufiq Kiemas, datang ke perhelatan Partai Golkar dan blak-blakan menawarkan duet Banteng-Beringin. Gandeng-renteng dua partai gajah ini bahkan sudah dirintis sejak akhir tahun lalu, ketika banteng bermoncong putih dan Golkar menggelar silaturahmi nasional di Medan.

Tapi Taufiq ternyata tak hanya mengincar Golkar. Sehari setelah merayu partai kuning, dia mengajukan tawaran yang sama ke Partai Keadilan Sejahtera. ”Kemungkinan koalisi selalu terbuka,” kata TK—demikian suami ketua umum sekaligus calon presiden dari PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, ini biasa disapa. ”Apalagi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?