Menjajal Sup Lobster Di Langit Paris
Edisi: 34/37 / Tanggal : 2008-10-19 / Halaman : 40 / Rubrik : NAS / Penulis : Wahyu Muryadi, ,
LAPANGAN Udara Le Bourget, ketika matahari masih malas menyingsing, Sabtu dua pekan lalu. Iring-iringan mobil dengan kawalan voorrijder memecah kesenyapan, berkelok di antara sejumlah pesawat pribadi yang sedang parkir. Koper susulan diperiksa dua anjing pelacak yang bolak-balik mengendus-endus bagasi dengan petugas bersenjata lengkap. Tapi tak ada aparat imigrasi yang mengecek pasporâsetidaknya yang bertatap muka denganku.
Tak sampai setengah jam kemudian, Boeing Business Jet, disingkat BBJ, yang ditumpangi rombongan Wakil Presiden Jusuf Kalla, lepas landas meninggalkan Paris, Prancis. Wuuss, deru mesinnya nyaris tak terdengar. Dari dalam kabin, sejumlah diplomat tampak melambaikan tangan. Kalla memilih duduk di ruang pertemuan dengan kursi kulit warna pastel. Di sebelahnya duduk Solichin Kalla, putranya, dan sang adik, Achmad Kalla. Duta besar di Moskow Hamid Awaluddin memilih duduk di seberang.
Pesawat kepresidenan? Bukan. Ini jet privat bikinan Boeing jenis 737-700, milik Aburizal âIcalâ Bakrie, mantan chairman Kelompok Bakrie yang kini menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat. Pesawat yang mampu terbang hingga ketinggian 41 ribu kaki ini harganya US$ 47 juta atau sekitar Rp 446 miliarâbisa ditukar dengan 200-an tipe gres mobil Range-Rover. Di luar awak pesawat, jet ini cuma dinaiki 15 orang. Karena dipinjami, âKami tanggung bahan bakar, logistik, dan ground handling,â ujar seorang staf Kalla.
Kalla memilih pesawat âpinjamanâ ini karena jadwalnya yang padat. Garuda? Maaf, hingga kini masih ditolak terbang di langit Uni Eropa, sehingga Presiden Yudhoyono pun semenjak pelarangan itu…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?