Setelah Tidur Panjang Itu

Edisi: 35/37 / Tanggal : 2008-10-26 / Halaman : 05 / Rubrik : KEC / Penulis : Tim Tempo, ,


PERTEMUAN petang hari itu mirip reuni meriah. Padahal yang hadir adalah mereka yang bertemu di lorong kantor setiap hari. Redaksi majalah, staf perpustakaan, kru desain dan foto. Ada warga nonredaksi; bagian umum, iklan, informasi manajemen. Tidak ada perayaan apa-apa. Meja bersih dari hidangan karena saat itu bulan puasa pada awal September 2008. Topik pertemuan yang disebarkan via e-mail kantor beberapa hari sebelumnya menjadi daya tarik: ”rekonstruksi” kelahiran kembali Tempo.

Acara mengumpulkan bahan tulisan edisi ”kecap dapur” 10 Tahun Tempo Kembali itu akhirnya lebih mirip temu kangen. ”Bintang utama”: orang Tempo yang terkena pembredelan 1994 dan kembali ke Tempo 1998. Ruang rapat penuh sesak. Sejumlah reporter angkatan termuda, yang tak mendapat kursi, berdesakan melongok dari pintu. Mereka pasti mengenal Goenawan Mohamad atau Fikri Jufri, tapi kisah Tempo terbit kembali baru kali ini mereka dengar dari tangan pertama.

Dua senior itu memang ada di ruangan. GM dan FJ—begitu nama keduanya disingkat—merupakan pemimpin majalah ini sejak era ”kantor dengan lantai bergoyang” di Jalan Senen Raya sampai era Kuningan, Jakarta. Goenawan sempat memandu Tempo pasca-Oktober 1998 selama hampir setahun. Yusril Djalinus juga hadir hari itu. Dialah yang merintis sistem koordinator reportase yang membuat Tempo cepat menangkap berita di seantero negeri. Yusril, sekarang komisaris dan redaktur senior, pernah menjabat Wakil Direktur Produksi sebelum masa bredel. Zulkifly Lubis, mantan Direktur Keuangan SDM-Umum, ikut datang menyumbang cerita. Komisaris Tempo yang kini bergiat di Komunitas Seni Salihara ini dulu bergiat sebagai aktivis di Yogya.

Toriq Hadad, Pemimpin Redaksi Majalah Tempo sejak 2007, membuka diskusi. Dia bicara tentang ide edisi ulang tahun ini, yang akan memperkenalkan generasi Proklamasi, para penggarap ”Tempo babak dua”. Dia menambahkan, diaspora Tempo yang tersebar di berbagai media maupun institusi nonmedia selepas gegeran 1994 juga akan dituliskan. ”Ini ibarat home coming edition,” ujar Toriq.

Mardiyah Chamim, kepala proyek edisi kecap dapur, kemudian memandu diskusi. Perbincangan riuh-rendah, disela tawa, ledekan, sedikit emosi di sana-sini. ”Rekonstruksi” pelan-pelan mengalir melalui tanya-jawab hadirin dengan para ”bintang utama”. Banyak cerita muncul. Dari detik-detik bredel hingga minimnya ketenagaan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
ADA YANG PERGI ADA YANG DATANG TAPI...
1983-03-12

Amir daud menjalani pensiun dan beralih menjadi salah satu pengelola harian the jakarta post. dahlan…

M
MEREKA YANG AKAN DATANG
1983-03-12

Tahun ini tempo mencari 10 tenaga reporter. tempo mengadakan angket kepada 400 orang yang melamar…

B
BUKAN AKHIR YANG HITAM...
1981-03-07

Kini majalah tempo telah berusia yang ke-10. perbaikan-perbaikan dilakukan untuk meningkatkan mutu majalah dengan berbagai…