Perenung Jagat Raya, Dari Sebuah...
Edisi: 33/14 / Tanggal : 1984-10-13 / Halaman : 33 / Rubrik : SEL / Penulis :
TERSEBUTLAH pasangan Yahudi muda yang tinggal di Kota Ulm, Kerajaan Wuttenberg. Pada suatu Jumat yang cerah, Maret 1879, anak mereka yang pertama lahir. Anak itu yang mereka beri nama Albert, sejak kecil mereka didik tanpa ikatan agama yang ketat. Sang ayah, seorang pedagang yang cukup berhasil, memang tidak dogmatis: ia sangat bangga menunjukkan bahwa di rumahnya ritus Yahudi tak pernah dilakukan.
Dalam lingkungan yang demikian Albert tumbuh. Ketikaia berusia satu tahun, keluarganya pindah ke Munich. Tatkala ia usia dua tahun, adiknya lahir, wanita. diberi nama Maria atau Maja. Usia lima tahun, ia mulai belajar. Usia enam tahun, mulai main biola. Usia tujuh tahun, bersekolah di sekolah umum. Nilai-nilainya selalu tinggi, meski tidak sangat istimewa. Ia sering menjadi juara kelas.
Albert tak terlalu sering bergaul dengan teman sekolahnya. Permainan-permainannya menuntut kesabaran. Yang paling disukainya adalah menyusun rumah-rumahan kartu. Pada usia 10 tahun, ia berkenalan dengan Max Talmud, seorang mahasiswa kedokteran. Talmud memberinya bacaan-bacaan dan sering mengajaknya diskusi masalah-masalah ilmu dan filsafat. Ia juga sering memainkan Mozart dan Beethoven bersama ibunya, Pauline.
Albert senang matematika. Pada umur 10 tahun itu, ia sudah membaca sebuah buku geometri Euklid, yang lalu disebutnya "buku suci geometri". Tak lama kemudian, ia sudah sanggup belajar diferensial-integral.
Ketika ia berumur 15 tahun, bisnis ayahnya kacau. Keluarganya pindah ke Italia, dan Albert ditinggal sendirian di Munich. Karena tak tahan dan ingin berkumpul dengan keluarganya, ia dengan sengaja ikut wajib militer di Italia. Sekolah ditinggalkannya.
Setahun kemudian Albert gagal memasuki ETH, sebuah institut teknologi di Zurich, Swiss. Ia terpaksa sekolah lagi untuk memperoleh ijazah sekolah menengah. Ia memutuskan tinggal di Zurich dan menjadi wara neara Swiss.
Tahun 1896 ia diterima di institut itu dan mengambil jurusan fisika. Di ETH, ia bergaul akrab dengan Marcel Grossmann, seorang Zurich asli, dan Mileva Maric, seorang wanita Yunani. Ia juga berkenalan dengan Michele Angelo Besso, yang menjadi temannya paling akrab selama hidup.
Austus 1900, bersama tiga temannya. Albert Einstein lulus sebagai sarjana, nilai-nilainya bagus, tetapi tidak hebat. Dari maksimum enam ia hanya memperoleh rata-rata lima. Tiga temannya diterima menjadi asisten di ETH. Ia sendiri tidak.
Selama dua tahun berikutnya ia gagal memperoleh pekerjaan tetap. Tapi atas bantuan ayah Marcel Grossmann, ia akhirnya diterima bekerja di kantor paten Bern. Jabatannya tenaga ahli kelas lll. Gajinya 3.500 franc Swiss.
Tanpa persetujuan keluarganya Einstein kawin dengan Mileva Maric, tahun 1900 itu juga. Beberapa bulan kemudian ayahnya meninggal, tanpa pernah mau memaafkan perkawinan itu. Tanggal 14 Mei 1904, anaknya yang pertama, Hans Albert, lahir.
Itulah cerita tentang Albert Einstein sampai ia berusia 25 tahun. Biasa-biasa saja. Tetapi dari tangan orang yang kisahnya biasa-biasa saja itulah, satu tahun kemudian, keluar serentetan artikel yang secara luar biasa mengubah arah perkembangan pemikiran fisika. Ia mengemukakan suatu konsep baru tentang gerakan yang disebutnya teori relativitas. Dengan konsep ini ia mampu menerangkan hakikat alam jauh lebih bagus dari yang diterangkan dengan hukum Newton. Lebih dalam lagi, konsep ini juga merembes ke pemikiran falsafi.
Ia mengemukakan konsep baru cahaya yang nantinya bahkan berpengaruh lebih hebat daripada konsep relativitas. Konsep ini menolak banyak sekali kebijaksanaan fisika lama. Pada perkembangan puncak konsep ini menentang asas determinisme yang demikian dalam berakar di otak manusia dan menggantinya dengan indeterminisme. Seperti juga relativitas, konsep ini berhasil menerangkan hakikat alam jauh lebih baik.
* * *
Fisikawan abad ke-19 percaya bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnet. Dan, sebagaimana gelombang lain, cahaya perlu zat antara untuk bergerak. Tetapi di angkasa luar sana mana ada zat antara? Maka, para fisikawan abad ke-19 memperkirakan eter yang mengisi seluruh ruang di angkasa. Karena mereka tahu bahwa semua benda angkasa bergerak, mereka yakin bahwa eter itu diam mutlak. Semua benda termasuk cahaya bergerak relatif terhadap eter. Semua benda di alam berenang dalam eter.
Tetapi hipotesa eter ini mempunyai satu kelemahan. Karena kita bergerak dalam eter, tentunya kita harus merasakan adanya "hembusan" eter. Banyak eksperimen dilakukan untuk mendeteksi angin eter ini. Tak satu pun berhasil.
Kemudian datanglah Einstein. Dengan tegas ia menolak konsep eter. Ia juga menyerang konsep diam mutlak yang dikaitkan pada eter. Bagaimana orang bisa tahu suatu benda diam mutlak? Kita bisa tahu ada mobil bergerak relatif terhadap kita. Tetapi itu toh tidak berarti kita diam, karena kita bergerak bersama bumi. Einstein lalu mengganti konsep diam mutlak itu dengan seperangkat sistem yang bergerak relatif satu dengan yang lain dengan kecepatan tetap. "Kita tidak memerlukan eter lagi, karena dalam teori saya tak ada ruang atau benda yang diam mutlak," tulisnya. Sistem ruang yang bergerak dengan kecepatan tetap itu dinamakannya sistem inersial.
Dalam artikel berikutnya, Einstein, 26, tenaga ahli kelas lll kantor paten Bern, pada bulan September menulis kesimpulan seperti ini: "Massa suatu benda adalah ukuran kandungan tenaganya. Hukum kekekalan massa adalah bagian dari hukum kekekalan tenaga." Dengan pernyataan ini lahirlah persamaan Einstein yang paling terkenal; E=mc2. Dan selesailah relativitas khusus dibentuk dalam waktu yang tak sampai satu bulan.
Einstein dengan sukacita kemudian menulis surat kepada temannya, Conrad Habicht: "Jalur pemikiran ini sangat memuaskan dan menyenangkan aku. Tetapi aku takut, jangan-jangan Tuhan yang baik menertawakan dan ternyata hanya membohongi aku."
Kita tidak tahu apakah Tuhan membohongi Einstein. Yang jelas, tulisan Einstein ini benar-benar gagasan baru. Sayang, reaksi pada pikiran itu tidak timbul seketika. Di saat-saat awal ahli-ahli bersikap menunggu. Maja, adik perempuan Einstein, menulis, "Einstein mengkhayalkan reaksi-reaksi orang atas artikelnya. Tetapi alangkah kecewanya dia, tak satu pun reaksi muncul. Tulisan-tulisan berikutnya di jurnal Annalen der Physik, yang memuat tulisannya tak satu pun membahas tulisannya."
Baru beberapa saat berselang reaksi pertama muncul, berwujud sepucuk surat. Datang dari Max Planck, seorang profesor fisika terkenal dari Berlin. Planck bertanya beberapa hal dalam tulisan Einstein yang belum dimengertinya - Planck kemudian jadi pengikut Einstein pertama.
Planck pula yang mempopulerkan teori relativitas. Tahun 1905-1906, di suatu seminar fisika, ia berbicara tentang teori itu. Ia sering membuat tulisan relativitas. Di suatu seminar lain, 1906, ia membahas implikasi-implikasi teori ini. Dari tangannya pula doktor pertama yang membahas relativitas muncul.
Setelah Planck, berikutnya adalah Von Laue, asistennya. Von Laue adalah orang pertama yang membuat monografi relativitas. Ia pula yang mengunjungi Einstein di Bern pertama kali. "Melihat pemuda yang kutemui itu, aku hampir tak percaya bahwa dialah bapak relativitas," katanya. Setelah Von Laue orang-orang mulai berdatangan ke Bern. Surat-surat pun berdatangan dengan alamat, "Profesor Einstein di Universitas Bern ...."
Saat itu Einstein belum terkenal. Meskipun beberapa ahli mulai percaya pada relativitas, mayoritas tetap belum mau menerimanya. Di antara sedikit orang yang memberi reaksi, terdapat nama-nama Poincare dan Lorentz yang paling menentukan: mereka telah memikirkan relativitas sebelum Einstein.
Lorentz, teoritikus fisika Belanda paling berpengaruh saat itu, telah lama memikirkan transformasi hukum-hukum elektromagnet dari satu sistem inersial ke sistem inersial lain, tetapi dengan tetap mempertahankan konsep eter.
Lorentz tak pernah mencapai asas relativitas seperti Einstein bukan karena ia tak mampu. Kegagalannya berakar jauh lebih dalam. Sebagai fisikawan generasi tua, pikirannya terlalu terikat kaidah-kaidah lama (yaitu kaidah Newtonian): "Kegagalanku menemukan relativitas adalah karena keterikatanku pada ide lama bahwa hanya ada satu waktu yang benar, sedangkan waktu yang lain itu hanya suatu besaran matematis tambahan," tulisnya setelah membaca tulisan Einstein. Einstein pun, menurut pengakuannya, membutuhkan waktu lima tahun untuk melepaskan diri dari kebijaksanaan lama ini.
Lorentz ternyata tak pernah bisa melepaskan diri dari imajinasi klasik itu. "Lorentz ... barangkali memang tak pernah menjadi relativis murni. Dia hanya sekadar memuji Einstein untuk menghindari argumentasi," kata seorang fisikawan lain, Max Born.
Di sebaliknya, Einstein pun sangat mengagumi Lorentz. Dalam banyak kesempatan ia sering mengutarakan rasa hormat kepada tokoh ini. "Aku mengagumi orang ini lebih daripada yang lain. Barangkali aku bahkan mencintainya," tulis Einstein kepada Laub. Kepada Lorentz sendiri ia berkata begini: "Kau pasti bisa merasakan bahwa aku terikat kekaguman yang tak terbatas kepadamu." Kedua tokoh ini selamanya bersahabat sangat akrab.
Ini sangat berbeda dengan hubungan Einstein Poincare. Poincare, si matematikawan Prancis itu sebenarnya telah memasuki dunia relativitas lebih dalam ketimbang Lorentz. Di tahun 1898, misalnya, dalam sebuah artikel, Poincare telah menulis seperti ini, "kita tidak punya bukti langsung adanya kesamaan dua interval waktu." Dia juga telah meragukan adanya kecepatan mutlak dan eter. "Tampaknya ketidakmungkinan mendapatkan kecepatan mutlak adalah suatu hukum alam," tulisnya di waktu lain. Dan yang sangat tragis: Tanpa mengetahui karya Einstein, beberapa minggu sesudah tulisan Einstein, dia membuat rumus penjumlahan kecepatan yang persis dengan yang dirumuskan Einstein!
Kita tidak tahu adakah pengaruh hal itu pada hubungan keduanya. Yang jelas, mereka selamanya tak pernah akur. Poincare tak pernah menyebut nama Einstein pada ceramah atau kuliah tentang relativitas. Einstein pun berbuat hal yang sama.
Ketika ETH institut teknologi di Zurich ingin menarik Einstein, mereka minta pendapat Poincare. Jawaban Poincare seperti ini: "Einstein memang orisinil. Dia masih muda, tetapi sudah menduduki tempat terhormat di kalangan ilmuwan. Ia hebat terutama dalam hal beradaptasi dengan konsepkonsep baru dan kemampuannya untuk menarik kesimpulan dari situ. Pikirannya cepat mengantisipasi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…