Dolar Tak Mampir Di Glodok
Edisi: 37/37 / Tanggal : 2008-11-09 / Halaman : 104 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Sapto Pradityo, Amandra Mustika Megarani,
Sepanjang pekan kemarin, Ian lebih banyak tercenung mengamati lalu-lalang pengunjung Plaza Pinangsia, Jakarta. Beberapa kali ada juga pengunjung yang mampir ke toko komputer miliknya, Live Computindo. âKebanyakan cuma tanya, jarang beli,â katanya. Dua bulan lalu, penjualannya bisa mencapai Rp 20 juta sebulan, tapi belakangan ini merosot tajam tinggal separuhnya.
Seratus meter dari Plaza Pinangsia, pedagang elektronik di Harco Glodok juga âmenjeritâ. Fendy, penjaga toko Camera, cuma bisa bercanda dengan sesama pedagang. âBagaimana lagi, memang sepi banget,â katanya. Seperti di toko Ian, pembeli tak banyak lagi yang mampir di Camera. Sebulan terakhir, rata-rata sehari Fendy hanya mampu menjual tiga kamera digital. Padahal sebelumnya dengan gampang dia bisa menjual tiga kali lipat dari itu.
Sejak nilai tukar rupiah terus merosot, Glodok jadi sunyi. Ekonom Bank BRI, Djoko Retnadi, mengatakan bisnis elektronik menjadi sektor yang paling tersiksa akibat melemahnya rupiah terhadap dolar. Sebab, sekitar 77 persen komponennya masih diimpor. Itu sebabnya harga barang elektronik sangat sensitif terhadap perubahan nilai tukar. Dengan lunglainya rupiah, sudah bisa dipastikan harga barang elektronik bakal naik.
Itulah yang terjadi sepanjang pekan lalu ketika nilai tukar rupiah tumbang ke kisaran…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…