Seorang Kardinal Yang Mudah Ditemui
Edisi: 50/23 / Tanggal : 1994-02-12 / Halaman : 79 / Rubrik : OBI / Penulis : LPS
AYAHNYA semula menentang pilihannya untuk menjadi pastor. Darmojuwono pun tidak ngotot. "Kalau memang bukan panggilan, meski sudah memakai jubah, saya akan mundur," kata Darmojuwono kepada ayahnya. Saat itu 30 Agustus 1935. Setelah diyakinkan, sehari setelah itu, ayahnya setuju sang anak menjadi pastor. Maka Darmojuwono pun masuk Seminari Tinggi St. Paulus Yogya.
Pastor yang kemudian menjadi kardinal satu-satunya di Indonesia ini, Mgr. Justinus Kardinal Darmojuwono, telah tiada Kamis pekan lalu. Sampai akhir hayatnya, ia tetap mengenakan jubah pastor dan membina umat di Gereja St. Maria Fatima di kawasan Perumnas Banyumanik, Semarang.
Sejak Sabtu sebelumnya kondisi Darmojuwono sudah memburuk. Namun, ia masih memimpin misa walau harus dipapah ketika berkhotbah. Minggu pagi Kardinal juga menerima rombongan Wanita Katolik dari Yogyakarta, yang sempat menyanyikan lagu panjang umur untuk Kardinal. Usai menerima rombongan itulah ia dibawa ke RS Elizabeth dan masuk ruang ICU sampai Tuhan memanggilnya. Jenazah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Melukis itu Seperti Makan, Katanya
1994-04-23Pelukis nashar yang "tiga non" itu meninggal pekan lalu. tampaknya sikap hidupnya merupakan akibat perjalanan…
Pemeran Segala Zaman
1994-04-23Pemeran pembantu terbaik festival film indonesia 1982 itu meninggal, pekan lalu. ia contoh, seniman rakyat…
Mochtar Apin yang Selalu Mencari
1994-01-15Ia mungkin perupa yang secara konsekuen menerapkan konsep modernisme, selalu mencari yang baru. karena itu,…