Dari Dunia Sirkus

Edisi: 39/37 / Tanggal : 2008-11-23 / Halaman : 52 / Rubrik : SR / Penulis : Raihul Fadjri, ,


DUA patung gajah itu dalam ukuran anak gajah. Tapi keduanya punya gading seperti gajah dewasa. Sebagaimana nasib kebanyakan gajah dewasa, gading itu sudah tidak utuh. Gading itu tampak dipenggal dengan rapi, bak digergaji dengan kesabaran tinggi persis di dekat mulutnya. Tubuh gajah itu pun berhiaskan tekstur berupa lekukan berbentuk garis-garis yang digarap dengan rapi.

Yang membedakan bentuk gajah itu dengan gajah liar adalah kain kuning berhiaskan bordir di atas punggung, di atas kepala, dan di antara dua kaki depan. Perlakuan terhadap patung gajah oleh pembuat karya ini, Eko Nugroho, bak gajah yang didandani untuk kepentingan karnaval atau gajah penghibur di arena sirkus.

Eko memberi judul karya ini Cari Selamat? Ikuti Saja Gajah Ini, yang dipamerkan di Galeri Semarang di Semarang, 8 hingga 22 November. ”Sirkus menjadi metafor bagi Eko untuk menggambarkan hasrat manusia yang paling dasar dalam situasi krisis,” tulis Rifky Effendy, kurator pameran dalam katalog. Pameran ini bertajuk Multicriss is Delicious.

Gajah itu muncul dalam bentuk natural dengan sejumlah teks pada kain hias di punggungnya. Bagi Eko, 31 tahun, gajah adalah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16

Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…

Y
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16

Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…

P
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05

Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…