Lastri, Berhenti Di Colomadu

Edisi: 40/37 / Tanggal : 2008-11-30 / Halaman : 36 / Rubrik : NAS / Penulis : Sunudyantoro, Ukky Primartantyo,


BEREMBUK dengan Marcella Zalianty, suara Erros Djarot terdengar muram, Rabu malam pekan lalu. Di kantor Keana Production, lantai tiga Gedung Central Cikini, Jakarta Pusat, sutradara itu sedang berbincang dengan pemeran utama sekaligus produser film layar lebar Lastri. Mereka membicarakan jadwal pengambilan gambar.

Mestinya, malam itu mereka masih di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah, untuk merekam sejumlah adegan. Urut-urutan syuting yang sudah disusun rapi dan ketat mendadak amburadul. Erros dipaksa menghentikan pengambilan gambar di lokasi itu.

”Saya tidak boleh syuting karena dianggap menyebarkan komunisme,” kata Erros. Begitulah yang dituduhkan puluhan orang dari Front Pembela Islam se-eks-Keresidenan Surakarta dan Hizbullah Bulan Bintang dalam pertemuan di Kantor Kecamatan Colomadu, Sabtu dua pekan lalu.

Difasilitasi Pemerintah Kabupaten Karanganyar, pertemuan itu akhirnya lebih sebagai forum untuk mengadili Erros. Pembicara paling lantang adalah Ketua Front Pembela Islam Khoirul Rus Suparjo. Ia berkukuh menolak pengambilan gambar Lastri. Menurut dia, film itu memuat kandungan komunisme.

”Saya sudah baca sinopsisnya,” kata Khoirul. ”Baru satu paragraf, saya tahu ada bau komunis.” Komandan Brigade Hizbullah Awud Said…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?