Mari Elka Pangestu: Kembangkan Ekonomi Kreatif
Edisi: 40/37 / Tanggal : 2008-11-30 / Halaman : 143 / Rubrik : WAW / Penulis : Arif A. Kuswardono, Agung Sedayu,
SETELAH menikmati pertumbuhan ekspor yang terus meningkat sepanjang lima tahun terakhir, volume perdagangan Indonesia terancam anjlok. Krisis keuangan global yang menyengat negara-negara tujuan ekspor kita membawa pengaruh tak terelakkan.
Ketika krisis subprime mortgage mulai memukul Amerika Serikat, pada akhir 2007, Indonesia sebetulnya sedang menikmati optimisme luar biasa. Pada tahun sebelumnya, pendapatan ekspor menembus US$ 100 miliarâterbesar sepanjang masa.
Ekspor nonmigas juga mencatat rekor tertinggi, yakni US$ 79,5 miliar. Pertumbuhan total ekspor nasional 19,7 persen, bahkan melebihi pertumbuhan ekspor rata-rata lima negara ASEANâyang 17,5 persen.
Seiring dengan melesunya perdagangan, strategi mempertahankan neraca perdagangan yang stabil dan produktif menjadi tantangan berat. Pemerintah sudah menyiapkan beberapa tindakanâmulai jangka pendek, menengah, hingga jangka panjangâagar tak terjadi efek berantai, seperti krisis 1997. Ketika itu, industri-industri yang berorientasi ekspor, yang umumnya padat karya, bangkrut dan memicu ledakan angka pengangguran.
Di tengah situasi sulit, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu tetap mengobarkan optimisme. Putri ekonom kondang Jusuf Panglaykim ini yakin banyak kesempatan dan peluang yang bisa digunakan untuk menggenjot neraca perdagangan serta menggerakkan roda ekonomi. âKita harus bisa mengembangkan pasar dan melakukan diferensiasi produk,â katanya.
Awal November lalu, bekas Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies ini menerima Arif A. Kuswardono dan Agung Sedayu dari Tempo di kantornya, Departemen Perdagangan, di kawasan Gambir, Jakarta Pusat. Perempuan 52 tahun itu bersemangat menjelaskan langkah-langkah pemerintah untuk mengantisipasi krisis perdagangan.
Bagaimana imbas krisis keuangan dunia pada perdagangan kita?
Sekarang belum terasa. Dinamika di dalam angka-angkanya belum kelihatan. Mungkin akan mulai kelihatan di kuartal terakhir tahun ini dan tahun depan. Pertumbuhan ekspor sampai September lalu masih cukup besar, didorong oleh harga komoditas yang cukup tinggi dan permintaan yang masih baik. Tapi tentu itu tidak pada semua komoditas. Kalau produk yang harga komoditasnya turun, ya jelas akan turun, seperti kelapa sawit. Tapi, untuk beberapa sektor yang lain tidak, karena order mereka sampai akhir tahun.
Seberapa besar penurunan ekspor lantaran krisis keuangan global ini?
Target kami, sampai akhir tahun pertumbuhan ekspor sekitar 14,5 persen. Meskipun akan ada slow down, di kuartal terakhir tahun ini masih mungkin mencapai 14,5 persen. Jadi target tahun ini masih tercapai. Untuk tahun depan, sudah pasti akan turun, tapi berapa turunnya belum diketahui. Saat ini kami sedang menghitung, bergantung pada asumsi pertumbuhan investasi, asumsi kurs, tapi yang pasti akan lebih rendah daripada target sekarang.
Apa antisipasi pemerintah untuk mengurangi imbas krisis…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…