Adonis: Puisi Memerdekakan Kita

Edisi: 41/37 / Tanggal : 2008-12-07 / Halaman : 123 / Rubrik : WAW / Penulis : Tim Tempo, ,


Sejak bertahun-tahun lalu
telah kuucapkan selamat berpisah padamu
telah aku bacakan elegi yang kebingungan
O, aura malaikat-malaikat mati
O, bahasa belalang kabur

ADONIS namanya. Kelabu rambutnya. Berkibar bagai surai singa tua. Umurnya 78, tapi suaranya—termasuk saat membaca puisi itu di kantor Tempo awal November lalu—masih berdaya. ”Perempuan dan cinta,” kata penyair asal Suriah itu tentang resep awet mudanya. Lama tinggal di Paris, dia terlihat necis dan menyala dengan jas tweed kelabu serta kemeja merah marun.

Dia datang ke Indonesia untuk berceramah di Teater Salihara, Jakarta Selatan. Adonis melancong ke Candi Borobudur sebelum meluncurkan buku puisinya, Aghani Mihyar al-Dimashqi (Nyanyian Mihyar dari Damaskus), dalam bahasa Indonesia. Puisi berjudul Salam Perpisahan yang dia baca di atas adalah satu sajak dalam buku tersebut.

Di Indonesia, Adonis memang tak seterkenal sastrawan Arab lain, seperti Kahlil Gibran, Naguib Mahfouz, atau Nawal el-Saadawi. Tapi sudah empat kali Adonis menjadi calon penerima hadiah Nobel Sastra. Dia dianggap salah satu penyair terpenting Arab yang masih hidup. Tak cuma membuat puisi, Adonis adalah cendekiawan kreatif dan provokatif. Selama puluhan tahun ia meneliti sejarah puisi Arab dan membuat disertasi empat jilid tentang Arab dan Islam. Hasilnya?

Ia sampai pada kesimpulan bahwa wahyu Islam, dan agama samawi lain, merendahkan puisi sebagaimana Plato memandangnya sebagai kesesatan. Pada awalnya masyarakat Arab menganggap puisi sebagai sumber pengetahuan dalam menemukan kebenaran. Namun, dengan kedatangan wahyu agama, puisi direndahkan menjadi sekadar perkakas karena wahyu agama menyiratkan kebenaran sudah final. Tak ada tempat lagi bagi puisi.

Kendati kritis terhadap Islam, Adonis mengaku tidak menyesal dilahirkan sebagai seorang muslim. Kritik terhadap Islam dia lakukan karena cinta. ”Kalau saya tidak cinta, buat apa memikirkannya? Saya memikirkannya karena menganggap Islam penting buat hidup saya,” ujarnya. Ia berpendapat ateisme merupakan ”agama” paling tua.

Tapi kesimpulan terpenting Adonis saat mempertentangkan teks wahyu dan puisi adalah teks wahyu cenderung membawa kita pada…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…