Bom Dan Penghuni Kamar Nomor Satu

Edisi: 49/14 / Tanggal : 1985-02-02 / Halaman : 12 / Rubrik : NAS / Penulis :


PELEDAKAN candi Borobudur masih terus diselubungi misteri. Hampir dua pekan berlalu, sejak peledakan yang menggemparkan pada Minggu malam 20 Januari itu. Dan selubung terbesar tetap itu: siapa pelaku peledakan tersebut, dan apa motivasinya?

Hingga Senin pekan ini, aparat keamanan belum menahan seorang pun tersangka. Beberapa media massa memang memberitakan penahanan dua tersangka pelaku pekan lalu. Tapi Pangdam VII/Diponegoro Mayjen Soegiarto membantah. "Itu tidak benar. Sumber mana yang mengatakan itu?" katanya pekan lalu. Sekitar 57 orang memang telah dipanggil dan didengar keterangannya, tapi siapa para pelaku peledakan masih samar-samar. Laksusda Ja-Teng/DIY telah membentuk tim khusus untuk melacak peledakan tersebut.

Berbagai upaya telah dilakukan. Jumat siang pekan lalu, misalnya, sekitar 70 orang tukang potret amatir, yang setiap hari beroperasi di candi Borobudur, dikumpulkan di Kantor Kecamatan Borobudur. Ikut hadir Letnan Kolonel Murwanto, komandan Kodim 0705 Magelang.

Tujuan pertemuan: mencari keterangan dari para Mat Kodak itu, kalau-kalau ada yang melihat pengunjung yang gerak-geriknya mencurigakan pada 20 Januari lalu. "Sebagai tukang potret, tentu mata Anda semua lebih tajam dibanding kami. Saudara-Saudara tentu juga lebih hafal terhadap gerak-gerik pengunjung. Nah, siapa di antara kalian yang merasa melihat pengunjung yang agak mencurigakan dan kelihatan mengunjungi candi lebih dari sekali, harap bersedia memberikan keterangan," kata Murwanto.

Usai pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu, imbauan yang sama diserukan kepada sekitar 40 tukang ojek yang juga dikumpulkan. Hasil pertemuan: enam tukang potret dan tujuh tukang ojek bersedia memberikan keterangan.

Dari para tukang potret itu diperoleh keterangan: ada tiga orang yang dicurigai. "Ketiga orang itu tampak datang ke candi lebih dari sekali, dan kelihatannya seperti tanpa tujuan," kata Lettu. A. Soeyoko, danramil Borobudur. "Mereka juga tampak datang sendiri-sendiri, dan seperti banyak mengamati candi."

Ciri ketiganya: yang seorang bertubuh sedang, kulit sawo matang, rambut keriting, berewokan, dan wajahnya mirip keturunan Arab. Seorang lagi bertubuh tinggi besar, bercambang, dan mengenakan seragam Korpri. Yang ketiga bertubuh gemuk pendek dan memakai celana jin biru. "Walau baru sampai pada ciri-ciri fisik saja, itu akan dipakai sebagai bekal pelacakan," kata Murwanto.

Dari informasi ini, pihak keamanan membuat sketsa wajah orang yang dicurigai itu. "Ketika saya tunjukkan pada Poyo Supriyo, pemilik losmen Borobudur, ia menjawab inggil (ya)," ujar Murwanto. Menurut Mayor Trimanto M., kepala staf Kodim Magelang, sketsa ini telah disebarIuaskan di kalangan petugas dan pihak imigrasi.

Deskripsi ketiga orang yang dicurigai itu memang cocok dengan gambaran yang dilukiskan Poyo Supriyo, pemilik losmen Borobudur. Mereka diketahui datang ke losmen itu untuk menginap pada Sabtu 19 Januari. Kecurigaan pada mereka menguat setelah di kamar yang pernah mereka tinggali ditemukan potongan kabel merah, berdiameter 1 mm, di bawah kasur. "Mereka memang profesional, sampai sidik jari pun tidak ditemukan," kata Murwanto.

Pemeriksaan kabel dilakukan di Labkrim Polda Ja-Teng, di kampus Akademi Kepolisian,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?