Kecolongan Di Pearl Harbor
Edisi: 52/14 / Tanggal : 1985-02-23 / Halaman : 43 / Rubrik : SEL / Penulis :
SAN Francisco, 2 Desember 1941, pagi. Pelaut Z sedang asyik dengan peralatannya ketika tiba-tiba Letnan Ellsworth Hosmer mendatanginya. Atasannya itu berkata, beberapa perusahaan telegraf swasta melaporkan telah menangkap sinyal-sinyal radio misterius dari arah barat Hawaii.
Z merasakan nada penting pada ucapan atasannya itu. Ia sendiri segera berpikir, jangan-jangan itulah yang selama ini mereka cari: satuan kapal induk Jepang, yang sejak pertengahan November raib dari pengamatan. Bersama Hosmer, dia memang ditugasi Divisi Intel Distrik Angkatan Laut XII di San Francisco untuk melacak satuan itu.
Z segera beranjak menuju sebuah peta besar dan berdasarkan laporan tadi berusaha menentukan lokasi sumber frekuensi-frekuensi radio misterius itu. Sementara itu, Hosmer sendiri segera meneruskan laporan itu ke atasannya, kepala distrik inteligen setempat, Kapten Richard P. McCullough. Kapten ini di kantornya terkenal sebagai kawan baik presiden Amerika saat itu, Franklin Delano Roosevelt (FDR), dan diyakini bisa menghubungi Presiden melalui telepon Harry Hopkins di Gedung Putih.
Pagi berikutnya, setelah bekerja keras sepanjang hari, Letnan Hosmer dan Z berhasil menentukan satuan kapal induk yang dimaksud. Yaitu di arah barat daya Hawaii. Tiga hari kemudian, 6 Desember, posisi yang lebih tepat bisa dipastikan: 400 mil sebelah utara-barat laut Oahu.
Hasil pelacakan ini, sekali lagi, dilaporkan kepada McCullough, yang pada gilirannya akan melaporkannya kepada FDR. Sampai di situ Z dan Hosmer merasa tugas sudah beres. Pesta kecil untuk merayakannya segera dilakukan. Tak lama lagi Jepang akan menyerbu Hawaii, dan mendapat kejutan besar pikir mereka.
* * *
Seperti kita ketahui, dugaan mereka ternyata keliru. Bukannya Jepang - Amerikalah yang mendapat kejutan besar. Pagi 7 Desember 1941 itu, dalam sebuah serangan udara selama satu jam 45 menit, Jepang meluluhlantakkan pangkalan militer Amerika di Pearl Harbor, Hawaii. Amerika kehilangan 188 pesawat (tak termasuk 159 yang rusak berat), 18 kapal (termasuk dua kapal induk), dan 2.403 serdadu (tak termasuk 1.178 yang luka). Sementara itu, Jepang cuma kehilangan 29 pesawat tempur beserta pilotnya dan enam kapal selam kecil dengan awaknya.
Lalu apa yang terjadi dengan laporan Z dan Hosmer? Bagaimana mungkin Pearl Harbor sama sekali tak tahu adanya serangan itu, jika Presiden telah mengetahui sebelumnya? Itulah yang menjadi pertanyaan John Toland, dan yang jawabannya dia coba berikan dalam bukunya Infamy: Pearl Harbor and its Aftermath Dari buku itu pula cerita tentang Pelaut Z ini diambil.
Tetapi sesungguhnya tak hanya Toland yang mencurigai adanya sesuatu di balik kejadian yang memalukan AS itu. Banyak ahli lain juga. Empat puluh dua tahun telah berlalu, sudah banyak pemeriksaan dilakukan Kongres atau badan eksekutif, tetapi kontroversi tentang siapa yang salah tetap belum terpecahkan.
Semua orang memang setuju bahwa serangan itu berhasil karena faktor dadakannya; dan bahwa dua penguasa pangkalan Pearl Harbor, Laksamana Husband E. Kimmel dan Letnan Jenderal Walter C. Short, tak cukup siaga. Tetapi berbagai penyelidikan yang dilakukan kemudian menunjukkan bahwa serangan itu sebenarnya bisa dideteksi sebelumnya bahkan andai tak ada laporan Pelaut Z tadi.
Bukti-bukti yang dikumpulkan, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di akhir tahun tiga puluhan dan awal empat puluhan, jelas mengarah ke satu hal: perang dengan Jepang adalah suatu hal yang tak terelakkan. Dan, karena itu, keteledoran para pejabat tinggi di Washingtonlah yang menyebabkan Kimmel dan Short lalai.
Barangkali. Sejak Jepang mulai melancarkan ekspansinya, banyak pejabat Washington sudah memikirkan kemungkinan perang. Setelah Jepang menyerbu Cina, FDR segera melarang penjualan pesawat terbang dan mesiu ke negara itu. Tak lama kemudian ia melakukan tindakan militer pertama: memerintahkan Armada Pasifik Angkatan Laut AS memindahkan pangkalannya dari San Diego ke Pearl Harbor.
Tetapi Jepang ternyata tak takut dengan langkah-langkah ini. Ia meneruskan ekspansinya di Cina. Selain itu, ia secara rahasia juga merencanakan penaklukan lain: Indocina, jajahan Prancis yang menjadi tak terjaga setelah Prancis sendiri diduduki Jerman.
Sayang sekali,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…