Perjalanan Pantomimer Penghibur

Edisi: 42/37 / Tanggal : 2008-12-14 / Halaman : 49 / Rubrik : TER / Penulis : Seno Joko Suyono, Kurie Suditomo, Lucia Idayanie


UMURNYA 70 tahun. Ia masih energetik. Badannya ramping, geraknya luwes, ekspresif. Di panggung, tanpa satu patah kata pun, ia berganti-ganti menirukan penari balet, penggesek biola, pencabik harpa, dan penari kabuki. Ia mungkin memiliki puluhan atau bahkan ratusan karya. Inspirasinya datang dari kitab suci, Noh, opera-opera dan drama Eropa terkenal, kisah-kisah comedia de l’arte, mitologi. Dia tak berhenti mencipta. Dan malam itu ia menghidangkan nomor-nomor solo lama dan baru.

Semua disajikan dengan satu spirit: jenaka tapi bukan slapstick, penuh humor tapi bukan model konyol-konyolan. Dengan mimik yang lucu, ia bergerak dari sesuatu yang realis hingga yang abstrak. Ia menirukan banyak ekspresi dan situasi. Cara membawakannya khas, geraknya indah. Tatkala jarinya seperti memilin-milin atau menabur-naburkan benih, telapak tangannya sering digerakkan melengkung. Tampak ia memiliki dasar gerak dari balet.

Milan Sladek, salah satu maestro pantomim dunia. Pantomimer ini ditunggu-tunggu kedatangannya oleh banyak orang. Dua puluhan tahun silam ia pernah datang ke sini. Sladek datang pada 1981 atas undangan Goethe Institut dalam rangka memberikan workshop di negara-negara Asia Tenggara. Ia memberikan serangkaian pelatihan di Jakarta dan Yogya. Banyak teaterwan kita yang saat itu terkesan olehnya. Kedatangannya membekas.

Beberapa penonton yang puluhan tahun lalu pernah menyaksikan pertunjukannya melihat pementasan Sladek malam itu tak kalah dibanding saat ia muda. Gerakannya tetap clear, sederhana, minimalis, tapi puitis. Tubuhnya memaksimalkan setiap gerak. Subarkah, komedian, pengajar Jurusan Teater Institut Kesenian Jakarta, misalnya, pernah menyaksikan nomor Bunga Matahari pada 1980-an. Ini cerita tentang seseorang dengan taburan kuaci.

”Ketika Sladek berpura-pura makan kuaci, lalu tiba-tiba seolah ada pesawat jatuh, gerakannya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…