Judi Riau Menyerempet Jenderal
Edisi: 42/37 / Tanggal : 2008-12-14 / Halaman : 91 / Rubrik : KRI / Penulis : Ramidi, Martha Warta, Rini Kustiani,
SECARA mendadak Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Bambang Hendarso Danuri menggelar jumpa pers. Namun, Rabu pekan lalu itu, jumpa pers yang ia adakan hanya berlangsung sekitar enam menit. Tanpa memberi wartawan kesempatan bertanya, Bambang bergegas meninggalkan ruang Rupatama Markas Besar Kepolisian, tempat jumpa pers itu digelar. âSaya ditunggu rapat dengan Presiden,â katanya.
Jumpa pers supersingkat itu hanya berisi bantahan Bambang tentang beredarnya kabar adanya perwira tinggi polisi yang menjadi beking judi. Kabar itu sendiri telanjur menyebar dan menjadi berita. Dua hari sebelumnya, Inspektur Pengawasan Umum Kepolisian Indonesia Komisaris Jenderal Jusuf Manggabarani memang memberikan pernyataan cukup mengejutkan.
Kepada wartawan, Jusuf saat itu mengatakan akan memeriksa tiga mantan Kepala Kepolisian Daerah dan tiga mantan Wakil Kepala Kepolisian Daerah Riau. Mereka, kata Jusuf, akan dimintai pertanggungjawaban perihal adanya perjudian beromzet miliaran rupiah di Riau yang berjalan bertahun-tahun tanpa ditindak. âPernyataan ini banyak disalahartikan,â kata Bambang.
Menurut Bambang, pemeriksaan yang dimaksud Jusuf adalah pemeriksaan pertanggungjawaban manajerial. Sebab, sebagai pemimpin wilayah, harusnya mereka mengetahui segala kegiatan, termasuk perjudian, di wilayahnya. âJadi bukan berarti membekingi judi.â
Kasus beking judi di Riau ini merebak sejak tertangkapnya bandar judi kelas kakap Candra Wijaya alias Acin, 47 tahun, pada 23 Oktober lalu. Sebelumnya, kendati Kepala Kepolisian Indonesia Jenderal Sutanto sudah menyatakan perang melawan judi sejak tiga tahun silam, bisnis Acin tak terusik. Bahkan, hingga Kepala Kepolisian Daerah Riau berganti tiga kali, Acin tetap aman sentosa menjalankan bisnis ilegalnya yang per hari beromzet miliaran rupiah itu.
Judi Acin berkembang pesat saat Kepala Kepolisian Riau dijabat Brigadir Jenderal Damanhuri sekitar tiga tahun silam. Menurut sumber Tempo, saat itu Damanhuri melakukan operasi besar-besaran terhadap kegiatan perjudian yang dikelola bandar kakap yang oleh polisi diberi kode âDHâ. Saat bandar ini hengkang ke luar negeri, posisinya diisi Acin. Acin menggelar judi jenis sie jie atau toto gelap. Saat bendera Acin mulai berkibar, Damanhuri digantikan Brigadir Jenderal Ito Sumardi. Saat itu Ito sempat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…